Jokowi: Regulasi Harus Ramah Teknologi, Agar Masyarakat Bisa Berkreasi

11 Oktober 2018 13:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi di pembukaan Bali Fintech Agenda, Nusa Dua, Bali.  (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan.)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di pembukaan Bali Fintech Agenda, Nusa Dua, Bali. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan.)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo membuka salah satu agenda dalam rangkaian pertemuan tahunan International Menetary Fund dan Wolrd Bank (IMF-WB), yakni The Bali Fintech Agenda.
ADVERTISEMENT
Bali Fintech Agenda bertujuan membantu negara-negara anggota untuk memanfaatkan peluang kemajuan teknologi di sektor ekonomi, dan di saat yang bersamaan memiliki regulasi yang tepat untuk mengelola risiko di sektor teknologi.
Dalam sambutannya, Jokowi mengajak para peserta delegasi IMF-World Bank untuk kembali mengingat ke beberapa tahun silam saat internet pertama kali diciptakan.
"Saya ingin mengingatkan prinsip regulasi yang mejadikan internet begitu pesat pada ekonomi nasional sekitar 20 tahun lalu. Internet lahir dan diciptakan di AS, melaui browser modern, Mozaic. Hal tersebut membuat era internet boom dengan munculnya perusahaan AOL dan Yahoo," kata Jokowi di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10).
Menurut Jokowi, Presiden AS saat itu, Bill Clinton, juga memiliki peran dengan keputusan dan regulasinya yang membuat internet begitu cepat dikenal di masyarakat. "Yang membuat internet boom adalah keputusan regulasi yang sangat modern dari Bill Clinton," katanya.
ADVERTISEMENT
Menurut orang nomor satu di Indonesia itu, regulasi yang ramah sangat diperlukan di bidang teknologi. Hal ini mendorong masyarakat untuk mampu berkreasi dan menciptakan gagasan baru.
"Memberi para kreator untuk menciptakan gagasan tanpa takut akan kewajiban sipil dan hukum apabila eksperimen mereka gagal. Eksperimen meningkat akan memberi dampak pada ekonomi dan teknologi internet yang kita gunakan saat ini," tambahnya.
Dalam seminar Bali Fintech Agenda ini juga dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Menteri Keuangan Sri Mulyani, CEO Bank Dunia Jim Yong Kim, Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde, serta delegasi dan peserta IMF-WB yang berasal dari 189 negara.