Jokowi Soal Divestasi Saham Freeport: Alot dan Banyak Tekanan Politik

3 November 2018 16:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Freeport (ilustrasi) (Foto: Reuters/Jonny Hogg)
zoom-in-whitePerbesar
Freeport (ilustrasi) (Foto: Reuters/Jonny Hogg)
ADVERTISEMENT
Divestasi 51 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI) telah rampung. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero), Freeport McMoRan Inc (FCX), dan PT Rio Tinto Indonesia telah menandatangani Sales Purchase Agreement (SPA) beserta perjanjian terkait lainnya. SPA ini merupakan tindak lanjut dari Head of Agreement (HoA) yang diteken Inalum dan FCX.
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa proses divestasi 51 persen saham Freeport tidaklah mudah. Hal yang paling menyulitkan saat proses divestasi adalah tekanan politik yang sangat besar.
"3,5 tahun kita negosisasi. Dipikir tidak ada tekanan terutama tekanan politik. Dipikir 3,5 tahun merebutkan ini mudah, gampang, tidak ditekan kiri, kanan, atas, bawah," kata Jokowi saat menjadi pembicara utama di Rakernas Relawan Pengusaha Muda Nasional di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta, Sabtu (3/11).
Jokowi di Muktamar ke-30 IDI di Samarinda, Kalimantan Timur (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di Muktamar ke-30 IDI di Samarinda, Kalimantan Timur (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
Jokowi dengan sedikit bernada tinggi menjelaskan bahwa proses divestasi 51 persen saham Freeport tidaklah mudah. Dia mengatakan perundingan antara Pemerintah Indonesia dan Freeport berlangsung sangat alot. Alot karena Pemerintah Indonesia meminta porsi mayoritas dalam kepemilikan saham Freeport.
"Saya sampaikan sekali lagi saya maunya mayoritas, terserah mau berapa, tetapi mayoritas," tegas Jokowi.
ADVERTISEMENT
Sampai pada akhirnya, Indonesia dan Freeport menyepakati perjanjian divestasi saham. Dengan prestasinya ini Jokowi menegaskan bahwa apa yang dilakukan adalah untuk kepentingan Indonesia, bukan untuk negara lain.
"Pertanyaannya, saya antek asingnya di mana?," singgung Jokowi.