Jokowi Tanggapi Curhat Petani Sawit: Pemerintah Tak Bisa Kontrol Harga

26 November 2018 15:19 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi di Hutan Kelapa Sawit (Foto: Dok. Agus Suparto - Presidential Palace)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di Hutan Kelapa Sawit (Foto: Dok. Agus Suparto - Presidential Palace)
ADVERTISEMENT
Para petani kelapa sawit mengeluhkan jatuhnya harga komoditas yang selama ini menjadi andalan ekspor Indonesia. Selain karet, harga penjualan sawit jatuh hingga di bawah Rp 1.000 per kilogram. Masalah ini juga telah diketahui Presiden Joko Widodo (Jokowi).
ADVERTISEMENT
Presiden mengungkapkan tanggapan atas masalah ini, di sela kunjungan kerjanya di Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (25/11). Sumsel selama ini termasuk salah satu penghasil karet dan sawit nasional.
“Harga sawit dan karet merupakan urusan yang tidak sepenuhnya dapat dikontrol oleh pemerintah. Karena komoditas tersebut merupakan komoditas global, sehingga yang berlaku harga pasar global pula,” katanya seperti dikutip dari akun twitter Kantor Staf Presiden @KSPgoid, Senin (26/11).
Apalagi, lanjut Presiden, komoditas sawit juga harus berhadapan dengan kampanye negatif seperti yang dilakukan di kawasan Uni Eropa. Menurutnya, ini semata-mata masalah persaingan bisnis. “Alasan (penolakan Uni Eropa) banyak sekali, tapi sebetulnya ini urusan bisnis,” tambahnya.
Tapi Jokowi mengatakan bahwa hal itu merupakan sebuah permasalahan yang harus diselesaikan bersama. Pemerintah telah mengupayakan, agar produk sawit nasional dapat diserap oleh pasar.
ADVERTISEMENT
“Saya, antara lain, minta Tiongkok beli sawit kita 500.000 ton lebih banyak dari sekarang. Di dalam negeri ada program B20. Saya minta Menteri PUPR membeli karet petani untuk campuran aspal jalan,” paparnya.
Pekerja saat panen kelapa sawit (Foto: AFP PHOTO /  Kharisma Tarigan)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja saat panen kelapa sawit (Foto: AFP PHOTO / Kharisma Tarigan)
Jatuhnya harga sawit ini dialami para petani di berbagai provinsi di Sumatera dan Kalimantan. Harga penjualan tandan buah segar (TBS) sawit anjlok hingga berkisar antara Rp 450-Rp 900 per kg. Anjloknya harga TBS ini terjadi seiring melorotnya harga CPO di pasar global.
Mengutip data Bursa Komoditas dan Derivatif Malaysia, harga CPO untuk pengiriman Februari 2019 hanya 1.960 ringgit Malaysia per ton atau sekitar USD 460 per ton. Ini merupakan harga terendah sejak 2015. Bahkan beberapa hari lalu, harga sempat menyentuh USD 450 per ton.
ADVERTISEMENT