Jonan Ingin Milenial Tertarik Kerja di Industri Tambang dan Migas

25 April 2019 12:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mentri Energi dan Sumber Daya Mineral,  Ignasius Jonan dalam acara Peluncuran mobil taksi listrik Bluebird (e-Taxi) di Kantor Pusat Bluebird Group. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mentri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan dalam acara Peluncuran mobil taksi listrik Bluebird (e-Taxi) di Kantor Pusat Bluebird Group. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri ESDM Ignasius Jonan menyebut industri pertambangan, minyak, dan gas tak menarik bagi anak muda zaman sekarang. Kata dia, industri ini tak banyak dilirik oleh generasi kekinian.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, salah satu alasannya karena industri ini cukup ketinggalan zaman dan kalah bersaing dengan tren korporasi kekinian yang mengedepankan teknologi mutakhir seperti Google hingga Microsoft.
Salah satu tantangannya adalah industri tambang dan migas harus menyesuaikan diri dengan revolusi industri 4.0, terutama di bidang keselamatan.
"Tantangannya adalah generasi muda, generasi milenial, generasi anak saya mungkin tidak minat lagi. Mengapa generasi muda mungkin tidak tertarik bekerja di sektor yang berat seperti tambang, minyak dan gas? Jadi, lingkungan keselamatan dan kesehatan sangat penting (ditingkatkan)," kata Ignasius Jonan dalam acara International Conference of Occupational Health and Safety yang dihadiri mahasiswa di JS Luwansa, Jakarta, Kamis (25/4).
Kapal isap pertambangan timah di Sungai Liat, Bangka. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Karena itu, agar industri ini menarik, Jonan ingin ada penyegaran dan peningkatan, terutama dari faktor keselamatan yang harus benar-benar terjamin.
ADVERTISEMENT
"Kita butuh mencari beberapa solusi bersama industri dan bisnis, bagaimana mengimplementasikan keselamatan," kata dia.
Sebelumnya, Jonan pernah menyinggung soal industri tambang dan migas yang ketinggalan zaman beberapa waktu lalu. Kata dia, perkembangan di sektor ini terbilang lamban, sama seperti di pertambangan.
Ilustrasi Migas, Pertamina Hulu Energi. Foto: Dok. Pertamina Hulu Energi
Hal ini disampaikan Jonan kepada dua pejabat baru di lingkungan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), yaitu Murdo Gantoro yang baru dilantik menjadi Sekretaris Umum SKK Migas dan Arief Setiawan Handoko sebagai Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas.
"Mudah-mudahan kinerja SKK Migas lebih baik, dibenahi lah organisasinya, harus berubah ikuti zaman. Terus terang, sektor hulu migas ini sama kayak pertambangan, pada umumnya berubahnya agak telat. Nanti perubahan telat, ketinggalan zaman," kata dia usai melantik di kantornya, Jakarta.
ADVERTISEMENT
Jonan bercerita, ketertinggalan industri migas ini juga tercermin dalam skala global. Pada 2008, dari 10 besar perusahaan dengan nilai kapitalisasi terbesar di dunia, 5 di antaranya adalah perusahaan migas seperti PetroChina, Exxon, dan Sinopec.
Tapi pada 2018, 10 perusahaan terbesar dunia didominasi oleh perusahaan teknologi seperti Apple, Alphabet, hingga Google.