news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jonan ke Prabowo: Tarif Listrik Turun 20 Persen, Subsidi Naik Rp 60 T

11 April 2019 12:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM, Ignasius Jonan. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM, Ignasius Jonan. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Janji calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, menurunkan tarif listrik sebesar 20 persen dalam 100 hari jika terpilih nanti dinilai bisa direalisasikan, namun hanya dengan satu cara yaitu dengan menaikkan anggaran subsidi listrik dalam APBN.
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, menyampaikan jika tarif listrik akan diturunkan 20 persen, maka anggaran subsidi listrik dalam APBN harus dinaikkan sekitar Rp 55-60 triliun. Hal itu dilakukan agar PLN tidak merugi.
"‎Kalau tarif listrik diturunkan 20 persen, subsidinya kira-kira mungkin nambah kira-kira mungkin Rp 55-60 triliun. Kalau subsidi enggak dtambah, tapi tarifnya diturunkan 20 persen, saya kira keuangannya PLN enggak mampu kalau pendapatannya dikurangi 55-60 triliun, pasti rugi, pasti enggak kuat," bebernya saat ditemui di Bandara Komodo, ‎Labuan Bajo, Kamis (11/4).
Capres no urut 02, Prabowo Subianto memberikan sambutan saat kampanye akbar di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, (7/4). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Saat ini alokasi anggaran untuk subsidi listrik telah mencapai Rp 60 triliun, jika ditambah Rp 60 triliun lagi menjadi Rp 120 triliun. Bila kebijakan itu dipaksakan, otomatis ada anggaran untuk pembangunan yang harus dikorbankan, misalnya program pembangunan jaringan listrik ke desa di daerah pelosok. Hal itu bisa membuat masyarakat yang benar-benar membutuhkan justru tak memperoleh bantuan.
ADVERTISEMENT
"Kan ini pilihan, pilihan tiap pemerintahan tinggal maunya bagaimana. Itu kalau yang belum ada layanan kelistrikan bagaimana, malah dia enggak dapat subsidi sama sekali (kalau subsidi listrik ditambah). Kan yang dapat subsidi yang sudah ada layanan listrik, yang enggak punya layanan listrik malah enggak dapat subsidi," ujarnya.
Sementara untuk menurunkan tarif dengan cara efisiensi, menurut Jonan, hal itu sulit dilakukan karena harga sumber energi listrik seperti‎ BBM dan gas mengikuti tren internasional. Sedangkan jika ingin memaksa pengusaha tambang menurunkan harga batu bara, pengusaha pasti akan menjerit.
"Kalau untuk batu bara mau diturunin lagi dari cap yang USD 70 menjadi USD 50 ya bisa, tapi pasti banyak tambang yang hancur," tegas Jonan.
ADVERTISEMENT