Jonan ke SKK Migas: Capaian Lifting Harus Diperbaiki

4 Januari 2019 19:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM, Ignasius Jonan (tengah) saat konferensi pers Kinerja Kementerian ESDM Tahun 2018 di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (4/1). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM, Ignasius Jonan (tengah) saat konferensi pers Kinerja Kementerian ESDM Tahun 2018 di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (4/1). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Lifting minyak dan gas (migas) selama tahun 2018 lalu hanya 1,917 juta barel setara minyak per hari (boepd). Angka ini meleset dari target sebesar 2 juta boepd.
ADVERTISEMENT
"Lifting itu saya sudah minta di SKK Migas, karena lifting ini yang penting. Karena bisa produksi enggak lifting ya enggak jadi uang. Ini 96 persen dari target di APBN 2018," ujar Menteri ESDM Ignasius Jonan dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (4/1).
Realisasi lifting migas pada 2018 tersebut mengalami penurunan dibanding 2017 yang mencapai 1,945 juta boepd.
Secara rinci, realisasi lifting minyak sepanjang tahun lalu mencapai 778 ribu barel per hari (bopd). Sedangkan realisasi lifting gas bumi sebesar 1,139 juta boepd.
"Realisasi 778 ribu bopd. Naik turun naik turun memang, 2018 juga sedikit turun. Produksi sih, kurang lebih naik ya. Saya minta tahun ini liftingnya diperbaiki," ucapnya.
Ilustrasi Migas, Pertamina Hulu Energi. (Foto: Dok. Pertamina Hulu Energi)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Migas, Pertamina Hulu Energi. (Foto: Dok. Pertamina Hulu Energi)
Namun demikian, dia berharap di tahun mendatang lifting migas bisa meningkat. Apalagi terdapat dua blok migas yang diserahkan ke PT Pertamina (Persero), yakni Blok Mahakam dan Blok Rokan.
ADVERTISEMENT
"Blok Mahakam Januari sudah dikelola Pertamina, ini juga mudah-mudahan tidak terlalu turun lifting-nya terutama gas, sehingga kalau dikelola anak negeri itu output-nya bisa sama," kata Jonan.
Sementara untuk Blok Rokan yang akan dikelola BUMN migas tersebut pada 2021, diharapkan dapat mendongkrak 60 persen produksi Pertamina.
"Kalau bisa terjadi nanti di 2021, kami ekspektasikan kontribusi minyak Pertamina naik 60 persen, include Rokan di 2021. Kalau kontribusi perusahaan dalam negeri termasuk Medco hampir 70 persen. Karena 2017 itu masih 23 persen si Pertamina," jelasnya.