Jonan Klarifikasi soal Pertemuan Rahasia Jokowi-Freeport

20 Februari 2019 22:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers Menteri ESDM Ignasius Jonan (kanan) Klarifikasi Soal Ucapan Sudirman Said tentang Pertemuan Jokowi dengan Bos Freeport McMoran di Kementerian ESDM, Jakarta. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers Menteri ESDM Ignasius Jonan (kanan) Klarifikasi Soal Ucapan Sudirman Said tentang Pertemuan Jokowi dengan Bos Freeport McMoran di Kementerian ESDM, Jakarta. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri ESDM Ignasius Jonan memberikan klarifikasi tentang pernyataan Sudirman Said tentang pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Bos Freeport McMoran James R Moffett pada 6 Oktober 2015 lalu.
ADVERTISEMENT
Menurut Jonan, dirinya tidak tahu tentang pertemuan tersebut. Kata dia, selama Jonan menjabat sebagai Menteri ESDM, Jokowi tidak pernah bercerita tentang pertemuan dengan Moffett. 
PT Indonesia Asahan Alumunium, Freeport McMoran Inc, dan PT Rio Tinto Indonesia menandatangangani Sales Purchase Agreement (SPA). Foto: Resya Firmansyah/kumparan
"Kalau misalnya soal Freeport yang saya tahu begini, waktu saya ditugaskan itu ada tim, Bu Sri Mulyani (Menkeu), Bu Rini (Menteri BUMN), dan ada saya. Beliau, presiden, ngomongnya dengan saya, 'ini bapak diselesaikan'. Saya tawarkan bapak mau enggak ketemu CEO McMoran Richard Adkerson. Waktu itu bukan James Moffet. Saya ketemu Oktober 2016 sudah dengan Richard," kata dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (20/2).
Jonan juga mengaku kalau dia tidak kenal dengan Moffett. Dalam tawaran Jonan untuk bertemu dengan Adkerson saja, kata dia, Jokowi menolak. 
ADVERTISEMENT
Menurut Jonan, Jokowi tidak ingin ada pertemuan dengan Adkerson sebelum perundingan selesai. Dalam perundingan tersebut, Jonan mengatakan, Jokowi meminta 4 syarat yang mesti dipenuhi Freeport jika ingin ada perpanjangan kontrak hingga 2041. 
"Waktu itu Richard dua kali minta waktu ketemu, presiden tidak mau kan arahannya udah jelas, ada empat. Pertama divestasi 51 persen, membangun smelter, IUPK, dan penerimaan negara lebih besar, itu saja. Akhirnya kami tim menteri nego dengan Freeport. Jadi selama dua tahun negosiasi itu setahu saya, presiden tidak pernah menerima Richard," jelasnya. 
Penandatanganan pokok pokok kesepakatan Divestasi saham PT Freeport Indonesia Foto: Helmi/kumparan
Terkait surat yang dimaksud Sudirman Said, kata Jonan, dirinya tidak tahu. Menurut dia, bisa saja masa sebelum dia menjabat sebagai menteri ESDM, ada banyak perjanjian dan pertemuan. Tapi dia menegaskan, semua perjanjian tersebut, termasuk surat yang dimaksud tidak lagi relevan saat dia menjabat.
ADVERTISEMENT
"Enggak tahu saya, ya ditanyakan saja kepada penduduk setempat ini. Tapi misalnya toh pertemuan itu ada dan surat itu ada, itu enggak releven lagi. Semasa saya ditugaskan ke sini, ditinggalkan semua (surat itu), mulai dari nol. Saya ingin klarifikasi saja karena saya ditugaskan di sini," katanya.