Jonan Soal Prabowo Turunkan Tarif Listrik 100 Hari: Enggak Mungkin

11 April 2019 12:12 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ignasius Jonan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral saat ditemui di kantornya, Rabu (15/8/18). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ignasius Jonan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral saat ditemui di kantornya, Rabu (15/8/18). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengomentari janji calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, yang menyatakan akan menurunkan tarif listrik dalam 100 hari jika nanti terpilih. Jonan dengan tegas menyatakan bahwa janji itu tak mungkin bisa diwujudkan.
ADVERTISEMENT
"Bisa enggak turun 20 persen dalam 100 hari? Lho ya saya enggak tahu kenapa ditentukan 100 hari itu. Wong Undang-Undangnya enggak ada konstitusi yang nulis 100 hari. Kalau dikatakan oh ini dalam 100 hari bisa diturunkan, bisa dihitung lagi efisiensinya segala macem, menurut saya enggak mungkin. Itu aja," kata Jonan saat ditemui di Bandara Komodo, Labuan Bajo, Kamis (11/4).
Jonan menjelaskan, tarif listrik sangat dipengaruhi oleh harga energi primer seperti batu bara, gas, dan bahan bakar minyak (BBM). Biaya energi primer mengikuti fluktuasi di pasar global. Tidak bisa diturunkan tiba-tiba.
Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto saat berkampanye di Yogyakarta, Senin (8/4). Foto: Dok. BPN
Khusus untuk batu bara, pemerintah sudah mengaturnya lewat Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 1395K/30/MEM/2018 yang diberlakukan sejak 12 Maret 2018 lalu. Dengan adanya aturan ini, harga batu bara untuk PLN dibatasi maksimal USD 70 per ton.
ADVERTISEMENT
Jika patokan harga batu bara DMO untuk kelistrikan itu diturunkan lagi, Jonan khawatir iklim investasi di sektor pertambangan rusak. Bisa-bisa produksi batu bara nasional terganggu.
"Kita berusaha begini, ini ada banyak faktor penentu untuk menurunkan tarif listrik. Satu itu energi primer, energi primer harga gas ya. Harga gas bisa turun enggak? Harga gas ini pengaruhnya dari harganya internasional, harga batu bara juga. Kalau mau diturunin lagi (harga batu bara DMO) dari cap yang USD 70 per ton menjadi USD 50 per ton ya bisa, tapi pasti banyak tambang yang hancur. Ada yang ketiga, kalau BBM sama ikut harga internasional," paparnya
Untuk menurunkan tarif listrik juga perlu didorong efisiensi, misalnya menurunkan susut jaringan. Tapi itu tak bisa dilakukan dalam jangka pendek hanya 100 hari seperti yang dijanjikan Prabowo.
ADVERTISEMENT
"Kalau dibilang efisiensi, satu misalnya susut jaringan ya diturunin sekarang jumlahnya 9,2 persen, nanti diturunin jadi 9 persen, dan sebagainya. Tapi ini pasti bertahap," ucapnya.
Lebih lanjut, Jonan menegaskan bahwa pemerintahan saat ini pun mendorong agar tarif listrik makin terjangkau oleh masyarakat. Dalam 2 tahun terakhir tak ada kenaikan tarif listrik, baik untuk pelanggan listrik subsidi maupun nonsubsidi. "Sudah 2 tahun ini ya tarifnya enggak naik‎. Malah diskon," tutupnya.
.