Jonan Usul Subsidi Solar di APBN 2019 Ditambah Rp 1.000/Liter

5 Juni 2018 13:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengisi BBM jenis Solar di SPBU. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengisi BBM jenis Solar di SPBU. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/ kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar pada rancangan APBN 2019 ditambah Rp 1.000 per liter. Saat ini, jenis BBM tersebut disubsidi Rp 500 per liter, sehingga pada tahun depan diharapkan naik menjadi Rp 1.500 per liter.
ADVERTISEMENT
Menurut Menteri ESDM Ignasius Jonan, penambahan subsidi BBM jenis Solar tersebut perlu dilakukan pada tahun depan mengingat perkembangan indikator migas terkini, baik Indonesia Crude Price (ICP) maupun nilai tukar rupiah.
“Kami usulkan Rp 1.500 di 2019. Tantangannya begini, kita memprediksi ICP di 2019 adalah berkisar USD 60-70 per barel,” ujarnya di Ruang Rapat Komisi VII DPR, Jakarta, Selasa (5/6).
Dia membeberkan sejak 2017 hingga tahun ini, besaran subsidi BBM jenis Solar sebesar Rp 500 per liter. Sementara realisasi ICP di tahun 2017 sebesar USD 51,2 per barel, sedangkan realisasi di tahun ini hingga Mei 2018 mencapai USD 65,8 per barel.
Menteri ESDM Ignasius Jonan (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Ignasius Jonan (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
“Di APBN 2018, asumsi ICP kita USD 48 per barel. Realisasi hingga Mei ICP USD 65,8 per barel. Saran saya perlu pembahasan detail dengan Pertamina, Dirjen Migas, dan BPH Migas,” ucap Jonan.
ADVERTISEMENT
Dia pun mengungkapkan pada tahun ini, penyaluran BBM bersubsidi jenis Solar sebesar 15,62 juta Kilo Liter (KL), sementara realisasi hingga Mei 2018 sebesar 5,85 juta KL. Tahun depan, Solar bersubsidi yang akan disalurkan sebanyak 16,17-16,53 juta KL. Angka itu artinya bertambah 910.000 liter dari alokasi pada 2018.
“Antara 16,17-16,53 juta KL itu sudah sangat banyak, melihat asumsi pertumbuhan ekonomi asumsi 5,4-5,8%,” jelas Jonan.