Jualan Ikan Sampai AS dan Jepang, Perindo Buru Pendapatan Rp 1 Triliun

18 Juli 2018 10:37 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut Perum Pelindo di Pelabuhan Muara Baru (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dirut Perum Pelindo di Pelabuhan Muara Baru (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perum Perikanan Indonesia (Perindo) berharap bisa meraup pendapatan makin besar di tahun 2018 ini. Perseroan menargetkan pendapatan bisa mencapai lebih dari Rp 1 triliun.   
ADVERTISEMENT
Angka ini naik tajam jika dibandingkan tahun 2016 dan 2017 lalu. Perum Perindo di 2016 baru mendulang pendapatan sekitar Rp 225 miliar. Sedangkan pada 2017 lalu, angkanya melonjak menjadi Rp 650 miliar. Sementara itu, hingga kuartal I 2018, Perum Perindo sudah memperoleh pendapatan sebesar Rp 533 miliar.
Dengan target tersebut, Perum Perindo menyiapkan anggaran sekitar Rp 200 miliar. Dana tersebut akan digelontorkan untuk finishing proyek pembangunan pabrik pakan ikan dan udang di Subang, Jawa Barat sebesar Rp 160 miliar. Sedangkan sisanya untuk pengadaan kapal pengangkut, kapal tangkap, serta perbaikan infrastruktur dan sarana lainnya. 
"Rencana kerja perusahaan sampai akhir tahun itu (target pendapatan) Rp 1 triliun 38 miliar," ungkap Direktur Utama Perum Perindo Risyanto Suanda saat wawancara khusus dengan kumparan. 
ADVERTISEMENT
Dia pun membeberkan Perindo memiliki 3 lini bisnis utama yang akan digenjot pada tahun ini. Salah satunya adalah meningkatkan bisnis perikanan budi daya. Ada dua jenis perikanan budi daya yang dikembangkan Perum Perindo, yaitu udang vaname dan ikan kerapu melalui teknik aquaculture.
Kondisi ikan-ikan segar di Muara Baru. (Foto: kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi ikan-ikan segar di Muara Baru. (Foto: kumparan)
"Yang menantang justru dua bisnis lainnya, yang perdagangan, penangkapan, pemrosesan ikan, dan aquaculture tadi. Ini yang terus kita perkuat secara tim, secara SOP, di lapangan dan dari jalur suplai dan penjualannya ini mau kami perkuat," jelasnya.
Bisnis ini menyumbang porsi pendapatan terbesar ke Perindo, yakni mencapai 70 persen.
Untuk pemasaran, Perindo juga sudah menjangkau pasar ekspor ke Amerika Serikat dan Jepang, meski porsinya masih relatif kecil. "Kalau kami memang dominan masih pasar lokal. Kita masih dominan dari Rp 533 miliar (pendapatan Perum Perindo di kuartal I 2018) ini saya katakan sekitar 80% itu masih lokal," papar pria yang akrab disapa Airs itu.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan, untuk ekspor ke AS yaitu ikan mahi-mahi, snapper, cumi, gurita, dan juga kepiting. Kalau ke Jepang kebanyakan tuna, dan ke pasar Cina umumnya ikan-ikan demersal dari timur yaitu Laut Arafura.
Aktivitas di Pelabuhan Muara Baru (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas di Pelabuhan Muara Baru (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Bisnis lainnya adalah pelabuhan. Perum Perindo mengelola kawasan pelabuhan misalnya Pelabuhan Muara Baru di Jakarta Utara. Di Pelabuhan Muara Baru, Perum Perindo memiliki hak kelola atas 70 hektare kawasan darat dan 40 hektare kawasan kolam pelabuhan. Sebagai pengelola pelabuhan, Perum Perindo berhak menyewakan lahan pelabuhan kepada swasta. Di tempat tersebut, Perum Perindo juga menyediakan suplai listrik hingga fasilitas cold storage.
"Jadi segala bisnis yang berkaitan dengan pelabuhan ini jadi satu divisi khusus, kepelabuhanan," ucapnya.