Jumlah Tenaga Kerja Asing di Hulu Migas Indonesia Hanya 312 Orang

9 November 2018 13:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ladang minyak (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ladang minyak (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Jumlah tenaga kerja asing (TKA) di industri hulu migas Indonesia menurut data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) hanya 312 orang.
ADVERTISEMENT
Manajer Senior SDM KKKS SKK Migas Daniel Kurnianto mengatakan, jumlah TKA di hulu migas trennya terus menurun. Tahun lalu, jumlahnya 405 orang. Sementara pada 2016 jumlahnya 668. Jumlah TKA sejak 2006 hingga 2018, paling tinggi pada 2014 saat mencapai 1.140 orang.
“Trennya, TKA secara proporsi turun terus. Terakhir itu (2018) 312, berdasarkan izin kerja. Sebenarnya bisa lebih sedikit lagi karena ada izin kerja keluar tapi expertise-nya sudah pulang. Realisasinya mungkin lebih kecil dibandingkan jumlah TKA di Indonesia yang mencapai 120 ribu,” kata dia di Ciloto, Kamis (9/11).
TKA umumnya menempati posisi dengan keahlian khusus di level atas dalam perusahaan migas yang menjadi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Tapi 312 orang itu di luar dari pekerja di perusahaan-perusahaan jasa hulu migas yang tidak masuk dalam pengawasan SKK Migas.
ADVERTISEMENT
Menurut Daniel, jumlah TKA yang jauh lebih sedikit dibandingkan pekerja lokal ini menunjukan Indonesia sudah mandiri dalam sektor hulu migas. Mayoritas pekerja Indonesia di sektor ini bekerja di bidang operasi sebanyak 34,9 persen, engineering 16,44 persen.
Selebihnya seperti drilling, project, dan finance masih di bawah 7 persen. Sementara untuk TKA, bidang project mendominasi sebanyak 17,53 persen dan leadership 16,05 persen.
“Untuk usianya itu kalau dilihat masih besar di usia 51-58. Sebentar lagi pensiun. Ini tantangan kita. Tapi kita akan isi dari yang bawah,” kata dia.
Aktivitas pengeboran migas. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas pengeboran migas. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
Karena itu, tantangan di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) KKKS, kata Daniel, adalah dengan menarik tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Dia menyebut, ada sekitar 7.000 pekerja hulu migas asal Indonesia bekerja di Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
Selain menarik TKI hulu migas di luar negeri, SKK Migas bersama KKKS membangun sekolah-sekolah teknik permigasan bagi anak-anak muda Indonesia yang diajarkan langsung oleh ahli-ahli dari luar negeri seperti Petro Techno di Ciloto, Cianjur, Jawa Barat yang banyak menyekolahkan anak-anak Papua untuk belajar dunia teknik migas. Sekolah ini milik British Petroleum (BP), perusahaan migas asal Inggris yang mengelola Tangguh LNG di Papua.
“Jadi kita agak sulit compete masalah gaji. Biasanya kalau sudah lama itu, mereka balik ke Indonesia. Kita punya mekanisme untuk mereka (TKI) hulu migas) kembali ke Indonesia. Ini tantangan kita. Selain itu, juga ada pengembangan tenaga kerja internasional sebenarnya melengkapi karier nasional. Salah satunya di Petro Techno ini. Ini juga punya fasilitas lain. Dia juga punya fasilitas di Bintuni,” ucap Daniel.
ADVERTISEMENT