Jusuf Kalla: Seluruh Dunia Cari Cara Pajaki Google hingga Facebook

11 Juli 2019 15:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Jusuf Kalla. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Jusuf Kalla. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan, Indonesia kesulitan menarik pajak dari sejumlah perusahaan digital seperti Facebook, Google, Microsoft dan Amazon. Namun, kesulitan itu juga dirasakan oleh negara-negara lain di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Beberapa perusahaan digital itu, kata JK, ingin dibebaskan dari pajak. Mereka beralasan telah memberi informasi kepada masyarakat dunia termasuk Indonesia secara cuma-cuma.
"Itu masalah dunia, tetapi mereka juga mengatakan, tapi memang anda juga mendapatkan informasi gratis misalnya di Google bisa bertanya apa saja bisa dapat di Google dan semua itu gratis," kata JK di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (11/7).
"Jadi dia minta gratis juga pajaknya, tetapi dia mengambil manfaat bahwa iklan dalam negeri sehingga ini bukan saja masalah kita semua masalah dunia," ia melanjutkan.
Logo Facebook di konfereni tahunan F8 2019. Foto: Stephen Lam/Reuters
JK mengatakan, keempatnya kini menguasai jagat maya di seluruh dunia. Namun, JK menyebut di beberapa negara mereka tak membayar pajak untuk negara itu. Mereka mengatakan akan berkomitmen dengan pajak jika ada kesepakatan bersama antara negara-negara di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
"Jadi bukan hanya masalah Indonesia tetapi juga masalah dunia agar mereka membayar lebih baik sesuai dengan pendapatannya. Tetapi mereka hanya mau melaksanakannya bila ada kesepakatan di dunia, tidak bisa kesepakatannya pernegara," kata JK.
JK mengatakan saat ini Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga masih mencari jalan keluar atas permasalahan tersebut.
"Menkeu Sri Mulyani juga masih mencari secara bersama-sama anggota G20 cara agar mereka bayar pajak, karena teknologi itu lintas negara dan dunia may. Bagaimana memajaki dunia maya, itu juga masalah," katanya.