KAI Akan Reaktivasi Jalur Banjar-Pangandaran Tahun Ini

2 Januari 2019 16:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja beraktivitas di lokasi pengerjaan proyek rel kereta api trans Sulawesi di Desa Pekkae, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. (Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja beraktivitas di lokasi pengerjaan proyek rel kereta api trans Sulawesi di Desa Pekkae, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. (Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
ADVERTISEMENT
PT Kereta Api Indonesia (Persero) menargetkan bisa mengoperasikan kembali rel-rel kereta yang sudah mati di Jawa Barat. Salah satunya adalah rute Banjar-Pangandaran.
ADVERTISEMENT
"Ya 2019 ini akan kita garap, secepatnya. Kalau lebih cepat lebih baik. Karena itu kita akan menertibkan, selain itu harus ada komunikasi baik dengan masyarakat karena bukan pembebasan, tanahnya sudah ada. Penertiban kita jalankan dengan baik karena ini untuk kepentingan yang lebih besar," ungkap Direktur Utama KAI Edi Sukmoro di sela-sela peluncuran KA Pangandaran di Stasiun Banjar, Jawa Barat, Rabu (2/1).
Namun, Edi tidak menjelaskan rinci kapan dimulainya proses reaktivasi jalur Banjar-Pangandaran tersebut. Bagi Edi, ide mereaktivasi jalur ini sangat penting untuk mendongkrak perekonomian Jawa Barat terutama dari sektor pariwisata. Di sepanjang jalur kereta Banjar-Pangandaran memang memiliki banyak obyek pariwisata seperti Pantai Pangandaran, Pantai Batu Karas, Green Canyon, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
"Dalam rencana pemerintah nantinya akan tersambung menuju Pangandaran karena objek wisata ke Pangandaran banyak yang belum tergali," lanjut Edi.
Selain Banjar-Pangandaran, KAI pada tahun ini juga akan mereaktivasi kembali rute Garut-Cibatu.
Pekerja beraktivitas di lokasi pengerjaan proyek rel kereta api trans Sulawesi. (Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja beraktivitas di lokasi pengerjaan proyek rel kereta api trans Sulawesi. (Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
"Sama (Garut - Cibatu) mulai tahun ini kita mulai penertibannya," jelas Edi.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menyatakan reaktivasi jalur-jalur kereta api di Jawa Barat merupakan bagian dari program pemerintah bersama Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Tujuan tidak lain untuk memberikan kemudahan akses transportasi menuju kawasan pariwisata.
"Selama ini kan masih terkendala, transportasi. Jalanan macet juga dengan dibukanya KA Pangandaran, membantu masyarakat untuk pergi ke tempat wisata di Jawa Barat," jelas Uu.
Sebagai catatan, jalur kereta api yang menghubungkan Banjar-Pangandaran-Cijulang sepanjang 82 km telah dinonaktifkan sejak 3 Februari 1981. Pada awal dibangunnya jalur ini oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai jalur utama distribusi palawija dan kopra dari daerah Ciamis dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Sepanjang jalur kereta Banjar-Pangandaran-Cijulang, terdapat 4 buah terowongan yang bisa dilalui, yakni Batulawang (281 meter), Hendrik (105 meter), Juliana (147 meter), dan Wilhelmina (1.116 meter). Terowongan Wilhelmina tercatat sebagai terowongan kereta api terpanjang di Indonesia.
Selain terowongan, jalur ini juga memiliki beberapa jembatan, salah satunya adalah Jembatan Cikacepit yang menghubungkan Banjar dan Pangandaran. Jembatan kereta api ini memiliki panjang 290 meter, lebar 1.7 meter, dan dibangun di atas ketinggian 100 meter adalah jembatan kereta api terpanjang di Indonesia.