Kapasitas Produksi Mentok, Madusari Incar Pendapatan Rp 1,2 T di 2018

30 Agustus 2018 13:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Madusari Murni Indah Tbk telah resmi menjadi angggota Bursa Efek Indonesia (BEI) ke 34 pada tahun ini. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
PT Madusari Murni Indah Tbk telah resmi menjadi angggota Bursa Efek Indonesia (BEI) ke 34 pada tahun ini. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) hanya menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 3 persen hingga 4 persen tahun ini menjadi sekitar Rp 1,1-1,2 triliun.
ADVERTISEMENT
Tidak signifikannya pertumbuhan pendapatan tersebut disebabkan kapasitas produksi perseroan sudah mentok di angka 80 juta liter per tahun. Padahal, Direktur Utama Madusari Murni Indah Arief Goenadibrata mengatakan, saat ini pangsa ekspor masih sangat positif.
“Kami regional untuk produk ethanol itu kami ekspor ke Vietnam, Filipina dan negara-negara dekat lainnya. Pertumbuhanan ekspor dobel digit. Banyak customer kami yang international player mau merepeat lagi ordernya. Demand itu sudah mulai datang," ungkap Arief di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (30/8).
Arief mengatakan, pasar terbesar ethanol adalah untuk kosmetik. Selain itu ada pula permintaan untuk farmasi, industri rokok, hingga bahan campuran untuk pembuatan tinta.
Untuk memenuhi permintaan ekspor tersebut, Arief mengatakan, perseroan bakal menambah pabrik baru. Sehingga kapasitas produksi bisa digenjot salah satunya untuk ekspor.
ADVERTISEMENT
Membaca Review Orang-orang (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Membaca Review Orang-orang (Foto: Thinkstock)
Arief tidak menampik, saat ini perseroan tidak dapat meningkatkan pendapatan karena keterbatasan kapasitas produksi. Meski demikian, profit perseron dapat dijaga karena adanya efisiensi.
“Gini lho, kapasitas produksi kita itu mentok, tidak bisa cari duit lagi. Selain cari duitnya dari selisih kurs. Tapi profitnya bisa naik banyak, saya bilang karena proses efisiensi yang dilakukan di perusahaan,” jelas dia.
Hingga Maret 2018, perusahaan telah meraup laba komprehensif sebesar Rp 31,04 miliar atau tumbuh 71,79 persen year on year (yoy) dari tahun sebelumnya sebesar Rp 18,07 miliar.
Laba tersebut didapatkan dari pendapatan bersih sebesar Rp 277,53 miliar, naik sekitar 2 persen dari dari tahun lalu sebesar Rp 271,72 miliar. Sedangkan sepanjang 2017 lalu, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,13 triliun.
ADVERTISEMENT