Kawasan TOD Poris Plawad Rp 1,7 T Mulai Dibangun April 2018
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Ini total investasinya kira-kita sekitar Rp 1,7 triliun,” ungkap Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono di Kawasan Sudirman, Jakarta, Jumat (23/3).
Menurut Bambang, TOD Poris Plawad bertujuan untuk menyediakan kawasan transit yang memadai mengingat kebutuhan transportasi Jabodetabek mengalami peningkatan. Menurut hasil olahan data dari ITE 8th Edition, JAPTrapis, BPTJ, KCI, PT. Railink, dan Transjakarta, pada 2017 total pergerakan per hari dan per jam kondisi eksisting kawasan TOD adalah 61.177 trip/hari atau sekitar 3.399 trip/jam.
Menurut Bambang, TOD Poris Plawad tersebut nantinya akan memiliki empat layer yaitu perpindahan antarmoda, komersil area, perkantoran dan pemukiman. Nantinya desain dari TOD Poris Plawad akan dibuat oleh pihak-pihak swasta yang akan mengikuti lelang. Menurut Bambang, proses lelang akan dimulai minggu depan.
ADVERTISEMENT
“Syaratnya sedang kami buat. Nanti desain itu diajukan oleh pihak swasta, mana yang sesuai dengan empat layer tadi,” ujar Bambang.
TOD Poris Plawad akan memiliki lebar jalan utama sebesar 14 meter terdiri dari 2 jalur dan 4 lajur. Sedangkan luas area keseluruhan diperkiran mencapai 19.000 meter persegi dengan fungsi Terminal Angkutan Type A. Di Terminal Type A tersebut akan melayani jalur regional dan lokal yang nantinya dibangun terpadu dengan Stasiun Kereta Api Batu Ceper dan LRT dari Poris Plawad ke Rawa Buntu. Nantinya, akan ada 8 jenis angkutan umum yang akan melayani di kawasan TOD Poris Plawad, yaitu: Transjakarta Transjabodetabek, Bus A.K.D.P, Bus A.K.A.P, Bus Transtangerang, Angkutan Kota (Angkot), KRL Jabodetabek, KRL Bandara Soetta, dan LRT Tangerang-Tangsel.
ADVERTISEMENT
“Harapan kita bisa ground breaking bulan April, kan mulai (pembangunan) fisik, ya. Harapan kita 2019-2020 sudah selesai semua,” tutupnya.