Ada Kekhawatiran Soal Suriah, Wall Street Anjlok

12 April 2018 7:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street anjlok pada penutupan perdagangan Rabu (11/4). Hal ini didorong kemungkinan AS melakukan tindakan militer terhadap Suriah yang memicu kekhawatiran investor mengenai risiko geopolitik di Suriah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, adanya risalah pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve juga memicu kekhawatiran pandangan kalau bank sentral AS akan agresif menaikkan suku bunga.
Dilansir Reuters, Kamis (12/4), indeks saham Dow Jones (DJIA) melemah 218,62 poin atau 0,9% ke posisi 24.189,38. Indeks saham S&P 500 (SPX) turun 14,68 poin atau 0,55% ke posisi 2.642,19. Sementara itu, indeks saham Nasdaq (IXIC) tergelincir 25,28 poin atau 0,36% ke posisi 7.069,03
Wall Street melemah itu terjadi usai catatkan kenaikan selama dua hari. Kenaikan itu sebelumnya didorong kekhawatiran mereda terkait potensi perang dagang AS dan China.
Namun, komentar Presiden AS Donald Trump lewat akun media sosial Twitter soal Suriah memicu kekhawatiran. Donald Trump memperingatkan Rusia akan segera melakukan aksi militer di Suriah dan menyatakan rudal pun akan datang.
ADVERTISEMENT
Ketegangan meningkat mendorong harga minyak melonjak sehingga meningkatkan saham sektor energi. Saham sektor energi naik 1%. Sedangkan sektor saham keuangan turun 1,3% di Wall Street.
"Ada kegelisahan yang mungkin terjadi dan potensi ketegangan dengan Rusia,” ujar Anwiti Bahaguna, Manajer Portofolio Columbia Threadneedle Investments.
Pada awal perdagangan, Wall Street sempat menguat tipis usai rilis risalah pertemuan bank sentral AS menunjukkan kekhawatiran di antara anggotanya mengenai kenaikan inflasi.
Oleh karena itu, komite The Fed dinilai perlu menaikkan suku bunga lebih cepat.
Sebelumnya bank sentral AS memutuskan menaikkan suku bunga sekitar 25 basis poin. Bank sentral AS juga melihat ekonomi dan inflasi akan menguat dalam beberapa bulan mendatang.
“Risalah itu sedikit negatif. Orang lebih berspekulasi kalau gejolak di pasar karena ketidakpastian geopolitik dan The Fed mempertimbangkan memperlambat kenaikan suku bunga,” kata John Carey, Manajer Portofolio Amundi Pioneer Asset Management.
ADVERTISEMENT
Sentimen lainnya, investor juga menanti rilis laporan keuangan kuartal I 2018. Pada Jumat pekan ini, JP Morgan Chase and Co, Citigroup Inc, dan Wells Fargo and Co akan rilis laporan keuangan. Analis mengharapkan kinerja keuangan perusahaan S&P 500 naik 18,5% pada kuartal I 2018.
Volume perdagangan saham tercatat 6,04 miliar saham. Angka ini di bawah rata-rata perdagangan selama 20 sesi terakhir yang sebesar 7,29 miliar saham.