Kemahalan, Tol Trans Jawa Terancam Gagal Turunkan Biaya Logistik

8 Februari 2019 15:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proyek tol Trans Jawa Foto: ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Proyek tol Trans Jawa Foto: ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
ADVERTISEMENT
Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) baru-baru ini memprotes mahalnya tarif Tol Trans Jawa yang berdampak pada biaya operasional.
ADVERTISEMENT
Senada, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) juga menilai tarif Tol Trans Jawa kemahalan. Bukan hanya untuk truk, tapi juga untuk kendaraan pribadi. "Secara keseluruhan tarif Tol Trans Jawa masih dirasa mahal, baik untuk kendaraan pribadi dan atau angkutan truk. Akibat dari hal ini, volume trafik di jalan tol Trans Jawa, masih tampak sepi, lengang. Bak bukan jalan tol saja, terutama selepas ruas Pejagan," kata Ketua YLKI Tulus Abadi dalam keterangan tertulis, Jumat (8/2).
Ia menambahkan, mahalnya tarif ini kontradiktif dengan tujuan dibangunnya Tol Trans Jawa, yaitu untuk memangkas biaya logistik. "Tol Trans Jawa terancam gagal menjadi instrumen untuk menurunkan biaya logistik, dikarenakan mayoritas angkutan truk tidak mau masuk ke dalam jalan tol. Truk akan masuk tol Trans Jawa, jika biaya tol ditanggung oleh penerima barang. Terlalu mahal bagi pengusaha truk untuk menanggung tarif tol Trans Jawa yang mencapai Rp 1,5 juta," paparnya.  "Oleh karena itu, usulan agar tarif tol Trans Jawa dievaluasi/diturunkan, menjadi hal yang rasional. Masih sepinya jalan tol Trans Jawa, jelas dipicu oleh tarif tol yang mahal itu," tutupnya. Sebelumnya diberitakan, Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) meminta pemerintah mengkaji kembali besaran tarif Tol Trans Jawa. Pasalnya, pembiayaan angkutan truk naik hingga dua kali lipat. "Kita bisa bandingkan, bahwa selama ini hanya sekitar Rp 500 ribu, sekarang Rp 1 juta lebih," ungkap Wakil Ketua Aptrindo Nofrisel. Dengan komponen seperti ini, maka terlihat bahwa komponen tarif tol berpengaruh cukup signifikan terhadap struktur biaya logistik. Menurut Nofrisel, jika besaran tarif ini tak ditinjau lagi, maka banyak anggotannya yang tidak akan menggunakan tol. Mereka pun bakal lebih memilih jalur Pantura.
ADVERTISEMENT