Kembangkan Tambang Bawah Tanah, Inalum dan Freeport Butuh Rp 148 T

17 September 2018 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana penggalian di Freeport.
 (Foto:   Instagram @freeportindonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana penggalian di Freeport. (Foto: Instagram @freeportindonesia)
ADVERTISEMENT
Selain mengakuisisi 51 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI), PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum punya tugas berat lain. Setelah menjadi pemilik saham mayoritas PTFI, induk holding BUMN pertambangan ini harus mengelola 5 tambang bawah tanah di Papua bersama Freeport.
ADVERTISEMENT
Direktur Pembinaan Perusahaan Mineral Kementerian ESDM Bambang Susigit mengatakan, Inalum dan Freeport membutuhkan dana investasi sebesar USD 10 miliar atau sekitar Rp 148 triliun (kurs Rp 14.800) untuk pengembangan tambang bawah tanah pasca 2021. Angka masih bisa bertambah. Karena itu, dia minta dilakukan perhitungan cermat.
Ada 5 tambang bawah tanah yang akan dikembangkan setelah cadangan di tambang terbuka Grasberg habis, yaitu DOZ Block Cave, Big Gossan, Grasberg Block Cave, Kucing Liar, dan Deep MLZ Block Cave.
“Setelah 2021, masih dibutuhkan USD 10 miliar. Ini yang ke depan harus dicermati bersama karena investasi makin banyak,” kata Bambang Susigit saat ditemui di Grand Hyatt, Jakarta, Senin (17/9).
Nilai investasi itu di luar dari biaya investasi untuk smelter yang harus dibangun PTFI sebagai syarat mendapat perpanjangan kontrak.
ADVERTISEMENT
Tambang bawah tanah merupakan area yang terbilang baru, sebab selama puluhan tahun, PTFI mengeruk emas, perak, dan tembaga yang berada di tambang terbuka (open pit) Grasberg.
Susigit mengungkappkan, selama 2014-2021 Freeport butuh USD 7 miliar untuk investasi, terutama di tambang bawah tanah. Ke depan PTFI akan masuk ke era tambang bawah tanah yang secara teknis lebih kompleks, maka perlu persiapan matang.
“Selain itu aspek teknologi, manfaat, keselamatan juga (perlu diperhitungkan). Ini yang jadi strategi ke depan untuk kelola SDM (sumber daya manusia). Transfer pengetahuan kepda SDM ini jadi penting karena jumlahnya banyak dan waktu terbatas. Ini jadi tugas bersama. PTFI juga sudah harus taat dengan aturan seperti smelter dan lingkungan. Saya kira strategi ini ke depan harus transparan, mulai kerjanya, apa targetnya, di mana kerjanya, apa kontribusinya,” jelas dia.
PT Inalum (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
PT Inalum (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
Ketua Indonesian Mining Institute, Irwandy Arif, mengatakan bahwa ada beberapa hal yang harus dilakukan Inalum setelah mengakuisisi PTFI. Menurutnya, kepemilikan saham Freeport Indonesia mayoritas ini harus memiliki nilai tambah bagi negara.
ADVERTISEMENT
"Akusisi ini memberikan nilai tambah ke Inalum khususnya ke negara, ini dilakukan dengan hati-hati, sinergi optimasi semua proses petambangan," kata Irwandy.
Irwandy juga bilang, Inalum harus meningkatkan eksplorasi untuk menemukan cadangan mineral baru di Grasberg. Ini penting dilakukan untuk mempertahankan tingkat produksi‎. Selain itu, Inalum juga harus tetap menjaga budaya kinerja dan meningkatkan profesionalitas agar tingkat produksi tambang terjaga.
"Karena perusahaan tambang nyawanya cadangan, harus diikuti dengan eksplorasi. Ini harus dilakukan dengan penuh kesadaran perusahaan pertambangan," tegasnya.