Kemendag: Perundingan Dagang Indonesia-Turki Semakin Intensif

7 Januari 2019 17:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi peti kemas di pelabuhan. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi peti kemas di pelabuhan. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia-Turki (Indonesia-Turki Comprehensive Economic Partnership Agreement/IT-CEPA) akan memasuki tahap ketiga. Perundingan ini dikatakan oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (Dirjen PPI) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Iman Pambagyo, akan digelar di akhir bulan Januari 2019.
ADVERTISEMENT
"Kita sedang ada jadwal dengan Turki, di akhir bulan di Jakarta kalau tidak salah," katanya saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (7/1).
Sebelumnya, perundingan tersebut dilakukan pada 28-30 Mei 2018 di Ankara, Turki. Adapun melalui perundingan ini diharapkan dapat mengurangi hambatan ekspor sehingga mampu meningkatkan ekspor ke Turki.
Iman menyampaikan, untuk tahap pertama pihaknya masih akan fokus melakukan perundingan perdagangan barang. Setelahnya baru dilanjutkan dengan perundingan lain, seperti jasa dan investasi.
"Untuk tahap pertama ini kita akan ada goods services dulu. Tapi kita sepakat ini bentuknya bukan Preferential Trade Agreement (PTA) tapi trade in goods agreement, dalam konteks CEPA," katanya.
Jokowi ngevlog bareng Presiden Turki, Erdogan. (Foto: Dok. Laily Rachev - Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi ngevlog bareng Presiden Turki, Erdogan. (Foto: Dok. Laily Rachev - Biro Pers Setpres)
Selain IT-CEPA, Kemendag juga akan menggenjot perjanjian dengan skema PTA di tahun ini. Iman mengatakan, di tahun 2019 ditargetkan akan bisa merampungkan PTA dengan Mozambik dan Tunisia.
ADVERTISEMENT
"Mozambik dan Tunisia itu kita coba kejar. Mungkin semester ini bisa selesai sampai tanda tangan karena teksnya sudah selesai PTA ya. Tinggal schedule commitment," tambahnya.
Iman optimistis bisa mengejar target penandatanganan perjanjian ini karena hanya fokus pada tarif impor beberapa produk saja. Dalam hal kerja sama dengan Mozambik dan Tunisia, menurut Iman juga tinggal menunggu kedua negara tadi menyelesaikan tugasnya.
"Kita sudah tahu apa yang akan kita minta ke mereka dan apa yang bisa kita buka untuk mereka, cuma hanya fokus pada beberapa pos tarif saja. Mereka yang belum kerjakan PR nya, mungkin akhir Januari atau awal Februari nanti tim saya akan kesana untuk membahasnya, ke Mozambik sekalian Tunisia," tutupnya.
ADVERTISEMENT