Kemenhub: KAI Akan Investasi Langsung Reaktivasi Jalur KA Garut-Cibatu

4 Januari 2019 9:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penggantian rel Kereta Api (Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan)
zoom-in-whitePerbesar
Penggantian rel Kereta Api (Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan)
ADVERTISEMENT
Jalur kereta api (KA) Cibatu-Garut sepanjang 19 km menurut rencana akan kembali diaktifkan pada tahun ini. Jalur tersebut sudah ada sejak tahun 1889 namun ditutup tahun 1983.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Zulfikri, mengungkapkan bahwa PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan sepenuhnya menanggung proyek reaktivasi tersebut.
"KAI yang mau investasi dari Cibatu ke Garut," ungkap Zulfikri saat dikonfirmasi kumparan, Jumat (4/1).
Jalur KA Cibatu-Garut adalah jalur kedua di Jawa Barat yang akan direaktivasi. Sebelumnya, KAI disebut Zulfikri juga berminat untuk mereaktivasi jalur KA Banjar-Pangandaran yang sudah mati sejak tahun 1982 lalu.
"Masih pembahasan KAI, KAI juga mau investasi itu (Banjar-Pangandaran) tetapi yang jelas soal Cibatu dulu," sebutnya.
Komisaris PT KAI Freddy Harris (kiri) saat memeriksa kondisi rel di Stasiun Tawang, Semarang. (Foto: Afiati Tsalitsati)
zoom-in-whitePerbesar
Komisaris PT KAI Freddy Harris (kiri) saat memeriksa kondisi rel di Stasiun Tawang, Semarang. (Foto: Afiati Tsalitsati)
Dihubungi terpisah, VP Corporate Communication KAI, Agus Komarudin, menyatakan ketertarikan KAI menghidupkan kembali jalur Cibatu-Garut masih dibahas dengan Kemenhub, termasuk soal pendanaan. Pihaknya menyatakan kesiapan untuk mengoperasikan kembali jalur tersebut.
ADVERTISEMENT
"Yang sudah pasti KAI siap untuk pengoperasian KA di jalur tersebut termasuk penyediaan sarana, fasilitas layanan, termasuk penertiban warga yang mendirikan bangunan di jalur rel non aktif Cibatu-Garut," tuturnya.
Bagi Agus, jalur Cibatu-Garut memiliki potensi ekonomi cukup besar. Tidak hanya sekadar melayani penumpang khususnya ke tempat wisata, pengaktifan kembali jalur KA Cibatu-Garut diharapkan bisa mengurangi beban angkutan jalan.
"Intinya demografi terus berubah dan harus didukung sektor trasportasi massal. Yang dikedepankan saat ini jalur itu bisa aktif dan bisa melayani masyarakat dengan transportasi massal berbasis rel di wilayah tersebut untuk mobilisasi produk lokal termasuk potensi wisata dan tentunya akan ada korelasinya dengan perekonomian di wilayah tersebut," jelasnya.