Kemenhub: Kenaikan Tarif Ojol Akan Pertimbangkan Daya Beli Masyarakat

13 Februari 2019 13:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ojek Online. Foto: Anggi Dwiky Darmawan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ojek Online. Foto: Anggi Dwiky Darmawan/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berjanji akan mempertimbangkan daya beli masyarakat dalam menentukan besaran kenaikan tarif ojek online (ojol). Hal ini diucapkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Dirjen Kemenhub), Budi Setiyadi.
ADVERTISEMENT
"Kita memang menghitung kenaikan tarif dari biaya operasi tapi dalam kebijakannya kami juga akan memperhatikan kemampuan dan kemauan atau daya beli masyarakat. Sejauh mana masyarakat itu mampu dan mau membayar ojol," katanya saat ditemui di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Rabu (13/2).
Budi mengatakan, ada 2 dari 6 kota yang mengaku tarif ojol sekarang sudah sesuai di daerahnya. Bahkan, para pengemudi di dua kota tadi justru takut penumpang akan lari ke transportasi umum lain kalau tarif ojol dinaikkan.
"Kemarin kami lakukan uji coba soal aturan ojol ke 6 kota, dan 2 dari 6 kota tadi ada yang malah takut kalau tarif dinaikkan penumpang jadi lari ke angkutan umum lain. Kemarin itu di Makassar dan beberapa di Semarang ada bilang ke saya. Tapi ada juga yang bilang minta naikkan karena tarif yang sekarang belum cukup, nah karena itu kita pertimbangkan juga daya beli masyarakat," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Budi menyampaikan, dalam perhitungan besaran kenaikan tarif ojol, pihaknya mengacu pada dua hal besar yaitu biaya langsung dan tidak langsung. Adapun komponen dalam dua hal tersebut diturunkan menjadi 11 komponen yang akan menentukan besaran kenaikan tarif ojol.
Misalnya, faktor biaya langsung memperhatikan biaya operasional pengemudi saat menarik penumpang secara langsung, seperti bensin, oli, hingga biaya perbaikan ban. Sedangkan untuk biaya tidak langsung mencakup komponen biaya pengurusan surat tanda nomor kendaraan (STNK), penyusutan kendaraan, dan sebagainya.
"Dua variabel tadi kita breakdown jadi ada 11 komponen yang mempengaruhi besaran tarif. Kita sudah dapat angka yang ideal namun belum dikeluarkan karena masih butuh survei dan sosialisasi," tambahnya.