Kemenhub soal Bocornya Data Penumpang Lion Air: Itu Kewenangan Kominfo

18 September 2019 16:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Polana pada acara penyerahan CVR Lion Air dari TNI-AL kepada KNKT di JICT Tanjung Priok, Jakarta, Senin (14/1/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Polana pada acara penyerahan CVR Lion Air dari TNI-AL kepada KNKT di JICT Tanjung Priok, Jakarta, Senin (14/1/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia dibuat geger lantaran puluhan juta data penumpang di bawah maskapai Lion Air Group dikabarkan beredar di forum pertukaran data.
ADVERTISEMENT
Data-data tersebut bisa diakses dalam penyimpanan cloud Amazon Web Services (AWS) yang dibuka lewat web.
Tak tanggung-tanggung, data yang bocor itu pun mencakup informasi penting, seperti KTP penumpang, alamat, nomor telepon, email, nama, tanggal lahir, nomor paspor, dan tanggal masa berlaku paspor.
Saat ditanya, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Polana B. Pramesti menyebut, kejadian ini bukan kewenangannya. Melainkan kewenangan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Untuk itu, dia mengizinkan Menteri Kominfo, Rudiantara, untuk memanggil pihak Lion Air Group bila diperlukan.
“Ini merupakan ranah dan kewenangan dari Kominfo. Pak Menteri Kominfo dapat memanggil Lion bila diperlukan,” katanya saat dihubungi kumparan, Rabu (18/9).
Ilustrasi Pesawat Lion Air. Foto: ANTARA FOTO
Dia menjelaskan, selama ini ketentuan soal perlindungan data sudah diatur dalam Peraturan Menteri (Permen) No. 20 Tahun 2016. Aturan ini memuat tentang Perlindungan Data Pribadi (PDP).
ADVERTISEMENT
Karenanya, kejadian seperti ini harusnya menjadi ranah kewenangan Kominfo. Dia juga menyebut setiap penyelenggara sistem elektronik harus menyusun aturan internal perlindungan data pribadi.
“Ini sebagai bentuk tindakan pencegahan untuk menghindari terjadinya kegagalan dalam perlindungan data pribadi yang dikelolanya,” tambahnya.
Saat ini, kabarnya penyimpanan cloud berisi data-data penumpang itu masih beredar, walau aksesnya membutuhkan izin. BleepingComputer mengaku telah melihat indeks dari penyimpanan tersebut dan melihat file backup terbaru pada 25 Mei dengan nama 'PaymentGateway'.
Nama file backup lain beberapa di antaranya merujuk pada program loyalty dari perusahaan dan layanan booking online GoQuo yang menyediakan solusi analisis konsumen.
Data-data pribadi yang telah diubah menjadi informasi berupa teks dengan jelas ini rawan untuk disalahgunakan oleh orang-orang tak bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT