Kemenkeu Masih Hitung Tambahan Anggaran Subsidi Energi

6 Juni 2018 12:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengisi BBM jenis Solar di SPBU. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengisi BBM jenis Solar di SPBU. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/ kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) masih menghitung tambahan anggaran belanja tahun ini menyusul tambahan subsidi Solar menjadi Rp 2.000/liter. Dalam APBN 2018 subsidi energi ditetapkan Rp 94,53 triliun, mencakup subsidi BBM dan elpiji Rp 46,9 triliun dan subsidi listrik Rp 47,7 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan pihaknya masih terus menghitung penambahan anggaran subsidi energi yang disesuaikan dengan harga minyak dunia. Harga minyak dunia saat ini terus berfluktuasi di level USD 70/barel.
"Menghitung subsidi itu tergantung patokan harga minyak, yang sekarang sudah tahu, harga minyak yang sekarang kan USD 60-an/barel, tapi kan kalau hitung subsidi itu perlu menghitung estimasi setahun berapa sih," kata Askolani di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (6/6).
Askolani mengaku bahwa bendahara negara itu telah melakukan simulasi untuk tambahan anggaran dalam APBN 2018. "Kami baru simulasi, range dari dekian ke sekian, tapi itu angka bukan angka persis, masih tentative," katanya.
Dia juga mengatakan saat ini penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari dampak harga minyak dunia yang tinggi. Hal ini juga menjadi perhitungan pemerintah untuk menentukan tambahan subsidi Solar.
ADVERTISEMENT
"Nanti dilihat di laporan semester I dan hitungnya dari total kesluruhan APBN kita. Di satu sisi pendapatan kita akan naik, dan lihatnya satu paket bukan liatnya dari satu sisi saja," jelasnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan pemerintah sudah menyepakati usulan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar subsidi solar ditambah Rp 1.500/liter menjadi Rp 2.000/liter.
Usulan tambahan subsidi solar menjadi Rp 2.000/liter ini sudah sesuai dengan pembahasan bersama Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan para direksi Pertamina.