Kemenperin Targetkan 45 IKM Bermitra dengan Industri Besar Tahun Depan

27 November 2018 15:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Astra Honda Motor menyegarkan Vario Series. (Foto: Dok. AHM)
zoom-in-whitePerbesar
Astra Honda Motor menyegarkan Vario Series. (Foto: Dok. AHM)
ADVERTISEMENT
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat telah memfasilitasi sebanyak 15 kerja sama Industri Kecil Menengah (IKM) otomotif dengan industri besar sejak pertama diselenggarakan pada 2016 lalu. Diketahui, ada 3 perjanjian IKM dan industri yang ditandatangani pada Link and Match 2018 ini.
ADVERTISEMENT
Selain sebagai fasilitas IKM otomotif untuk mendapatkan sharing knowledge, kerja sama itu juga bermaksud untuk mendorong IKM otomotif dalam membantu industri besar memenuhi tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
Direktur Jenderal IKM Kemenperin, Gati Wibawaningsih, mengatakan bakal mendorong lebih banyak IKM untuk bisa bekerja sama dengan industri besar yaitu bisa mencapai 45 IKM di 2019 mendatang.
“Target saya maunya 3x lipat, ini 15 tahun depannya bisa 45 IKM,” katanya di Kantor Kemenperin, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (27/11).
Namun, kata Gati, untuk mencapai itu ada hal yang tak boleh luput diperhatikan yaitu program penyiapan dan pembinaan.
Bengkel motor Honda (Foto: Dok. AHM)
zoom-in-whitePerbesar
Bengkel motor Honda (Foto: Dok. AHM)
“Tapi yang paling penting adalah saya duduk dulu dengan industri besar, dengan asosiasinya untuk bikin program pembinaan IKM secara tepat,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Gati menambahkan, upaya peningkatan SDM IKM itu sebetulnya telah dilakukan meski di tengah keterbatasan tenaga pendamping. Untuk itu, pihaknya lantas menggandeng berbagai pihak serta inisiatif seperti membuka vokasi hingga bantuan pendampingan dari industri.
“Kerja sama ini enggak dilakukan hari ini seminggu selesai. Kegiatan dampingan ini tahunan, untuk mendidik IKM ini konsisten enggak cukup waktu setahun,” terangnya.
Sementara, salah seorang Tim Purchasing Tier APM dari PT Astra Komponen Indonesia Heru juga tak menafikan urgensi pelatihan IKM agar bisa memenuhi kebutuhan industri.
“Bisa bekerja sama (dengan kami) tapi harus ada program pendampingan dulu dan harus sama-sama support,” katanya.
Di samping pelatihan, kata dia, IKM juga perlu dilengkapi dengan standar-standar yang ditetapkan oleh industri.
ADVERTISEMENT
“Terkait dengan standar ada yang pakai standar lingkungan ISO grade managemen lingkungan dan ada pula sistem mutu,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Ia mengemukakan proses pemeriksaan kualitas pada komponen yang dihasilkan IKM juga harus berjalan menyeluruh. Ia mengaku, hingga kini suplai IKM belum dirasakan berdampak besar. Kendati demikian, kerja sama ini diharapkan bisa mendorong IKM dalam negeri kian berkembang.
“Sebenarnya (kasarnya) tanpa IKM kami masih bisa jalan, tapi supaya ada kesinambungan. Ini nanti kan masuk dulu baru kita lihat potensi ke depannya,” tutupnya.