Kementan Akui Harga Beras Medium Naik, Melampaui HET

25 Desember 2017 14:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Pasar Induk Cipinang (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Pasar Induk Cipinang (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian tak menampik jika saat ini terjadi kenaikan harga beras di berbagai daerah yang melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Kenaikan harga terjadi karena banyak pedagang yang memanfaatkan momen Natal dan Tahun Baru, bukan karena pasokan yang seret.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Spudnik Sujono, menuding banyak pedagang yang 'bermain' sehingga menyebabkan harga naik. Dia mencontohkan gabah kering giling yang dibeli untuk beras jenis medium, kemudian dilabeli beras jenis premium.
Namun, Spudnik memastikan harga jual beras di berbagai daerah saat ini sudah stabil dan sesuai HET. Apabila terdapat beras yang dijual di atas HET, pihaknya serahkan ke pihak yang berwenang untuk menindaklanjuti.
“Kemarin kami ada operasi pasar menstabilkan harga beras. Kemendag sudah memberi peringatan kalau ada yang terbukti menimbun beras, izinnya dicabut dan dilaporkan ke Bareskrim Polri,” kata Spudnik kepada kumparan (kumparan.com), Senin (25/12).
Berdasarkan pantauan kumparan di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, kemarin, harga beras jenis medium rata-rata dijual Rp 9.800 hingga Rp 10.600 per kilogram. Harga tersebut melampaui HET yang ditetapkan Rp 9.450 per kilogram.
ADVERTISEMENT
Para pedagang di Pasar Cipinang mengaku sulit menetapkan harga sesuai HET karena pasokan dari distributor yang seret. Selain itu, kenaikan juga terjadi karena musim paceklik dan harga gabah yang tinggi, sekitar Rp 5.000 per kilogram.
Spudnik mengtakan berdasarkan catatan Kementan di bulan Desember, petani biasanya hanya bisa menanam 500 ribu sampai 700 ribu hektare. Namun di Desember 2017, petani dapat menanam lebih dari satu juta hektare.
“Kalau satu hektare saja menghasilkan 6 ton, maka keseluruhan mencapai 6 juta ton gabah kering panen. Kalau dikonversikan ke beras akan menghasilkan 3 juta ton. Kebutuhan konsumsi beras sendiri hanya 2,6 juta ton,” ujarnya.