Kementerian BUMN Tunggu Keputusan Jonan Soal Divestasi Saham Vale

12 Februari 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi  Industri Strategis BUMN Fajar Harry S Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Industri Strategis BUMN Fajar Harry S Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Vale Indonesia Tbk (Persero) telah mengirimkan surat ke pemerintah untuk melaporkan rencana divestasi 20 persen saham. Surat itu disampaikan perusahaan ke Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM pada Januari 2019.
ADVERTISEMENT
Dalam surat itu, Vale meminta arahan dari Kementerian ESDM apakah saham tersebut bakal dibeli pemerintah atau perusahaan negara di bidang pertambangan. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk menjadi 2 BUMN yang sangat memungkinkan untuk membeli saham Vale.
Terkait hal ini, Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industrsi Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan pihaknya masih belum memutuskan apakah bakal membeli saham Vale atau tidak. Menurutnya, saat ini Kementerian BUMN masih menunggu keputusan dari Kementerian ESDM yang dipimpin Ignasius Jonan.
"Belum tahu, kita menunggu tugasnya dari ESDM. Saya enggak tahu (targetnya), tanya ke ESDM, kita kan nunggu kalau mereka sudah membuka, dan lain-lain, saya kira begitu," kata Fajar saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (12/2).
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan amandemen Kontrak Karya (KK) pada 2014, Vale wajib mendivestasikan 40 persen saham ke pihak Indonesia. Vale telah melepas 20 persen sahamnya melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), maka perusahaan tambang nikel terbesar di Indonesia ini tinggal melepas 20 persen lagi.
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 77 Tahun 2014, divestasi 40 persen saham harus dilakukan Vale selambat-lambatnya pada Oktober 2019. Vale hanya wajib mendivestasikan 40 persen saham, bukan 51 persen seperti halnya PT Freeport Indonesia, karena perusahaan tambang yang berkantor pusat di Brasil itu sudah membangun smelter.
Sebelumnya diberitakan, Vale mengungkapkan adanya komunikasi informal dengan Inalum terkait rencana penjualan atau divestasi 20 persen saham perusahaan ke induk holding pertambangan tersebut.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan oleh Presiden Direktur Vale Nicolas Kanter. Dia mengaku, pihaknya sudah melakukan pembicaraan tak resmi dengan Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin.
"Ini (wartawan) pura-pura nanya. Masa kita enggak ngomong, (ibaratnya) masa kita pacaran enggak telepon-teleponan (ngobrol dengan Budi Gunadi Sadikin)," kata dia.
Sementara itu, Direktur Keuangan Vale Febriani Eddy belum mau mengungkapkan skema divestasi saham tersebut. Kata dia, sebagai perusahaan publik, banyak cara yang bisa ditempuh.
Right issue atau pelepasan saham di pasar bursa, kata Febriani, memang bisa menjadi cara untuk menjual 20 persen saham Vale. Apalagi, dengan right issue di sini, uangnya tetap berada di Indonesia.
Tapi, Febriani menegaskan cara itu belum tentu diambil perusahaan. Secara prinsip, kata dia, perusahaan masih mencari skema yang pas dengan mempertimbangan imbal balik ke pemegang saham.
ADVERTISEMENT