Kementerian PUPR Bedah 4.100 Rumah di 9 Kawasan Wisata

22 Februari 2018 8:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perumahan Ambar Talaga Residence. (Foto: Dok. Ambar Talaga Residence)
zoom-in-whitePerbesar
Perumahan Ambar Talaga Residence. (Foto: Dok. Ambar Talaga Residence)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun ini akan menjalankan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau program bedah rumah terhadap 9 kawasan wisata se-Indonesia.
ADVERTISEMENT
Adapun 9 kawasan wisata itu ialah Danau Toba (1.200 rumah), Wisata Mandeh (350 rumah), Tanjung Kelayang (350 rumah), Tanjung Lesung (400 rumah), Wakatobi (400 rumah), Kepulauan Seribu (200 rumah), Borobudur (500 rumah), Tanah Toraja (300 rumah), dan Morotai (400 rumah).
“Ada 4.100 rumah di 9 kawasan wisata yang ikut program bedah rumah tahun ini,” terang Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid kepada kumparan (kumparan.com), Kamis (22/2).
Di tahun sebelumnya, program bedah rumah dilakukan di 5 kawasan wisata, yaitu Danau Toba (704 rumah), Mandalika (200 rumah), Labuan Bajo (360 rumah), Borobudur (360 rumah), dan Kawasan Gunung Bromo (503 rumah).
Perumahan BTN di Citayam. (Foto: Dok.  BTN)
zoom-in-whitePerbesar
Perumahan BTN di Citayam. (Foto: Dok. BTN)
“Target pembangunan kita memang bertambah. Kita mendapat pinjaman World Bank untuk program National Affordable Housing Program,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Khalawi, dalam program bedah rumah, besaran bantuan untuk pembangunan rumah baru sebesar Rp 30 juta, peningkatan kualitas dengan klasifikasi rumah rusak ringan Rp 7,5 juta, rumah rusak sedang Rp 10 juta, dan rumah rusak berat Rp 15 juta.
“Memang program ini tidak mendanai renovasi sepenuhnya, bantuan dari kami hanya sebagai stimulus perbaikan rumah,” jelasnya.
Sebelumnya, Direktur Rumah Swadaya Kementerian PUPR Johny Subrata mengungkapkan, program bedah rumah perlu dilakukan di kawasan wisata lantaran jumlah wisatawan terus mengalami peningkatan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara.
“Pemberian stimulan untuk memperbaiki hunian di kawasan wisata diperlukan. Karena adanya rumah yang tidak layak huni bisa mempengaruhi penilaian wisatawan ke kita, utamanya wisatawan asing,” tegas Johny.
ADVERTISEMENT