Kenaikan Harga Telur Ayam Jadi Penyebab Utama Inflasi Juli 2018

1 Agustus 2018 11:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang menata telur ayam di salah satu agen telur, di Pasar Inpres. (Foto: ANTARA FOTO/Rahmad)
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang menata telur ayam di salah satu agen telur, di Pasar Inpres. (Foto: ANTARA FOTO/Rahmad)
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi selama Juli 2018 sebesar 0,28 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan 3,18 persen secara tahunan (year on year/yoy).
ADVERTISEMENT
Laju inflasi ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 0,59 persen (mtm), namun secara tahunan lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 3,12 persen (yoy).
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penyebab utama laju inflasi selama bulan lalu adalah kenaikan harga beberapa komoditas pangan, utamanya pada telur ayam dan daging ayam. Adapun komponen bahan makanan mengalami inflasi sebesar 0,86 persen dan memiliki andil ke inflasi bulan Juli sebesar 0,18 persen.
Telur ayam ras selama bulan lalu menyumbang andil tertinggi dalam inflasi Juli 2018 yakni 0,08 persen. Adapun kenaikan harga telur ayam tertinggi terjadi di Banjarmasin yang mengalami kenaikan hingga 21 persen.
"Telur ayam menjadi penyebab utama inflasi, andilnya 0,09 persen. Daging ayam ras selanjutnya menyumbang inflasi Juli, share-nya 0,08 persen. Selanjutnya bumbu, sayur, dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,03 persenn, serta kacang panjang 0,02 persen," kata Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (1/8).
ADVERTISEMENT
Meski demikian, sejumlah komoditas pangan di bulan Juli mengalami penurunan harga atau deflasi, yakni bawang merah dengan andil deflasi sebesar 0,05 persen, cabai merah sebesar 0,02 persen, serta ikan segar yang menyumbang deflasi 0,01 persen.
Selain bahan makanan, komponen pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami inflasi sebesar 0,83 persen dan andil ke inflasi Juli 2018 sebesar 0,07 persen. Suhariyanto menyebut, hal ini merupakan musiman, mengingat selama Juli adalah awal ajaran baru sekolah dasar hingga menengah atas.
"Kenaikan uang sekolah SD dan SMA menyumbang inflasi sebesar 0,02 persen, selanjutnya iuran SMP menyumbang inflasi 0,01 persen," kata dia.
Sementara itu, komponen transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan justru mengalami deflasi sebesar 0,65 persen dan memiliki andil deflasi sebesar 0,13 persen. Dia menjelaskan, hal ini terjadi karena musim Lebaran telah usai.
ADVERTISEMENT
"Penurunan paling tinggi terjadi pada tarif angkutan udara sebesar 0,14 persen, tarif angkutan antarkota turun 0,09 persen, tarif kereta api turun 0,14 persen," katanya.
Namun, beberapa komoditas di komponen tersebut mengalami kenaikan harga, utamanya pada bensin yang menyumbang inflasi 0,06 persen. "Ini karena adanya kenaikan harga Pertamax pada 1 Juli lalu. Selanjutnya kenaikan pulsa ponsel paket internet sebesar 0,04 persen," tambahnya.