Kenaikan Suku Bunga BI Belum Berpotensi Timbulkan Kredit Macet

17 November 2018 13:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia. (Foto: AFP/Romeo Gacad)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia. (Foto: AFP/Romeo Gacad)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan kenaikan suku bunga acuan atau BI 7 Day Repo Rate tak akan meningkatkan rasio kredit bermasalah pada perbankan atau non performing loan (NPL). Suku bunga acuan BI naik 25 basis poin (bps) ke level 6 persen pada bulan ini.
ADVERTISEMENT
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, kondisi NPL perbankan hingga saat ini masih dalam kondisi sehat dan stabil. Tercatat hingga akhir Oktober 2018 NPL masih sebesar 2,7 persen secara gross sedangkan secara net tercatat 1,2 persen.
"NPL kita masih terjaga baik, karena transmisi kepada suku bunga tidak one on one," ujar Dody dalam pemaparannya di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (17/11).
Selain itu, Dody juga menyebut transmisi kebijakan moneter dan makroprudensial melalui jalur suku bunga masih akan terus berlangsung.
Ilustrasi menghitung mata uang Rupiah. (Foto: AFP/Adek Berry)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menghitung mata uang Rupiah. (Foto: AFP/Adek Berry)
"NPL masih terjaga, grossnya sekitar 2,7 sekian jadi artinya perbankan belum sound on, masih cukup baik sisi kredit," katanya.
Dody berharap, kebijakan makroprudensial BI dapat terus menjaga fundamental ekonomoni nasional, khususnya bagi perbankan. Salah satunya melalui pelonggaran pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah rata-rata (konvensional dan syariah) dari 2 persen menjadi 3 persen untuk meningkatkan fleksibilitas dan distribusi likuiditas di perbankan.
ADVERTISEMENT
GWM rata-rata sendiri merupakan dana simpanan giro milik bank yang saat ini dihitung secara rata-rata selama dua minggu, dari sebelumnya per hari. Artinya, perbankan kini memiliki simpanan giro yang dihitung secara rata-rata dua minggu sebesar 3 persen.
"Masalah likuditas saat ini bukan masalah yang ada dari sisi kecukupan, tapi distribusi yang tak merata antarbank. Makanya pemenuhan GWM kami lakukan kenaikan rasionya average-nya jadi 3 persen," tambahnya.