Kendalikan Harga Pangan di Akhir Tahun, Mendag Minta Dukungan Pemda

4 Oktober 2019 10:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita Foto: Rosa Panggabean/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita Foto: Rosa Panggabean/Antara
ADVERTISEMENT
Menjelang natal dan tahun baru harga sembako dan kebutuhan pangan diproyeksikan akan naik. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mendesak pemerintah pusat dan untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan harga pangan.
ADVERTISEMENT
"Dalam beberapa waktu ke depan, ada potensi kenaikan permintaan bapok (bahan pokok) pada Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Sementara kondisi cuaca masih belum kondusif untuk produksi pangan nasional. Untuk itu, pemerintah pusat dan daerah perlu melakukan antisipasi kecukupan pasokan bapok di daerahnya masing-masing sejak dini," ​kata Mendag dalam rapat koordinasi nasional barang kebutuhan pokok menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di kota Batu, Jawa Timur, Jumat (4/10).
Menurut Mendag, periode hari besar keagamaan nasional merupakan periode yang rawan mengalami gejolak harga. Khususnya barang kebutuhan pokok akibat faktor peningkatan permintaan dari masyarakat. Hal ini tergambar dari tingkat inflasi bulanan pada puasa-Lebaran serta akhir tahun yang cenderung naik.
Di sisi lain, kondisi cuaca juga masih belum kondusif untuk produksi pangan nasional. Prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan, pada akhir September hingga minggu III Oktober 2019 sebagian besar wilayah di Indonesia masih mengalami tingkat hujan rendah—menengah, khususnya di daerah sentra produksi pangan seperti Sumatra bagian selatan, pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi bagian selatan.
Penjual sayur di Pasar Tradisional Pasar Minggu. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Enggartiasto menyampaikan, Kemendag diberi mandat untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga sembako. Stabilitas harga dicerminkan dari tingkat inflasi terkendali, dengan target 3,5 persen.
ADVERTISEMENT
"Diharapkan pemerintah daerah dapat membantu kelancaran pelaksanaan rapat koordinasi daerah dan penetrasi pasar menjelang hari besar keagamaan nasional. Hal ini untuk menegaskan kehadiran pemerintah di tengah masyarakat dalam menjaga kecukupan stok dan pasokan bapok di pasar untuk menjaga psikologis masyarakat agar tetap kondusif,"​ pungkas Mendag.
"Untuk itu, sinergi pemerintah pusat, daerah, serta seluruh pelaku usaha pangan yang telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir perlu terus dipertahankan dan ditingkatkan. Agar masyarakat dapat memperoleh pangan dengan harga yang terjangkau, tersedia dalam jumlah yang cukup, dan pelaku usaha memperoleh keuntungan yang wajar,"​ lanjutnya.
Suasana di Pasar Tradisional Pasar Minggu. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Secara nasional, rata-rata harga beras pada September 2019 cenderung stabil, hanya naik 0,07 persen dibanding bulan sebelumnya. Dari 82 kota pantauan indeks harga konsumen (IHK), harga beras di 55 kota stabil dan turun (67 persen). Kenaikan harga beras di atas 1 persen hanya terjadi di 11 daerah. Daerah-daerah yang perlu dicermati adalah Kota Metro yang harganya naik 4,59 persen; Purwokerto naik 3,56 persen; dan Cilacap naik 3,45 persen.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pada September perkembangan harga bahan pangan lainnya masih terpantau stabil. Bahkan cabe dan bawang sudah cenderung turun dibanding bulan sebelumnya.
Untuk harga daging sapi masih stabil di kisaran Rp 116.000 per kilogram (kg), minyak goreng curah Rp 10.350 per liter atau setara Rp 11.500 per kg, dan tepung terigu Rp 10.200 per kg.
Untuk gula pasir turun 0,36 persen menjadi Rp 13.600 per kg, telur ayam ras turun 4,04 persen menjadi Rp 23.600 per kg, bawang putih turun 5,51 persen menjadi Rp 34.200 per kg, daging ayam ras turun 5,79 persen menjadi Rp 31.500 per kg, cabe rawit turun 18,45 persen menjadi Rp 57.900 per kg, cabe merah turun 22,83 persen menjadi Rp50.800 per kg, dan bawang merah turun 20,05 persen menjadi Rp21.500 per kg.
ADVERTISEMENT