Kepala Bekraf: Ekonomi Kreatif Sedang Sakit, Kami Beri Vitamin

8 November 2018 9:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Triawan Munaf saat diwawancarai kumparan di Nusa Dua, Bali. (Foto: Masajeng Rahmiasri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Triawan Munaf saat diwawancarai kumparan di Nusa Dua, Bali. (Foto: Masajeng Rahmiasri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mengaku terus berupaya mengembangkan ekonomi kreatif. Masih banyak masalah yang harus dibenahi.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bekraf Triawan Munaf dalam bincang media bertajuk ‘Sarapan Bersama Shopee’ di Nusa Dua, Bali, Kamis (8/11). Triawan mengatakan, pihaknya akan melakukan perbaikan dalam ekosistem ekonomi kreatif, sekaligus mengembangkannya secara bersamaan
“Yang penting saat ini, sambil kita benerin subsektor yang sakit ini, kita tetap kasih vitamin. Tetap kita dukung, kita ajari mereka minat-minat mereka, mereka mesti berkreasi dan mereka harus berpromosi ke luar negeri dengan sebaik-baiknya, bukan asal-asalan,” tutur Triawan.
Triawan mencontohkan, misalnya dalam subsektor perfilman. Untuk mengembangkan subsektor yang kini merupakan salah satu prioritas Bekraf ini, pihaknya secara paralel melakukan perbaikan dan pengembangan.
Misalnya, dengan mencabut perfilman dari Daftar Negatif Investasi (DNI), sekaligus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk membangun ekosistem perfilman yang mendukung. Contohnya, dengan membangun komisi perfilman daerah dan juga kesepakatan mengenai insentif.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengunjungi stan pelaku industri kreatif di Creativillage ajang WCEE, Bali. (Foto: Marcia Audita/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengunjungi stan pelaku industri kreatif di Creativillage ajang WCEE, Bali. (Foto: Marcia Audita/kumparan)
This is a big and a long job (ini adalah pekerjaan yang besar dan panjang),” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Triawan juga mengatakan pentingnya mendapatkan pengakuan internasional. Menurutnya, hal ini akan memudahkan pengembangan ekonomi kreatif lokal.
“Orang Indonesia itu kalau sudah diakui di luar, ke dalamnya lebih mudah. Jadi kalau ada pengakuan dari dunia terhadap gerakan kita ini, Insyaallah semuanya lebih lengkap lebih mudah,” sebutnya.