news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kepala BKPM Akui Masih Terima Keluhan dari Investor soal Perizinan

24 Juli 2018 15:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wapres Jusuf Kalla menerima Mark Magee Chairman of Europe Business of Commerce (EuroChamp) and Indonesia (Foto: Nadia Riso/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wapres Jusuf Kalla menerima Mark Magee Chairman of Europe Business of Commerce (EuroChamp) and Indonesia (Foto: Nadia Riso/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong mengakui, masih menerima keluhan dari investor soal perizinan yang birokratis. Hal itu diungkapkannya, saat mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, menerima chairman European Business Chamber of Commerce for Indonesia, Mark Magee.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan masih banyak yang harus dibenahi, khususnya menyikapi keluhan dunia usaha soal kebijakan perizinan.
"PR kita masih banyak, masih banyak kebijakan yang kurang kondusif bagi dunia usaha, termasuk dunia usaha dari Eropa. Saya kira keluhannya sama saja seperti dari negara lain maupun dari dunia usaha domestik (yaitu) kebijakan-kebijakan yang terlalu birokratis atau kurang rasional," kata Tom di Kantor Wakil Presiden, Jl. Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (24/7).
Sementara itu terkait kerja sama bisnis dan investasi antara Indonesia dengan Uni Eropa, dia menilai banyak sektor yang bisa digarap. Beberapa di antaranya adalah di bidang transportasi dan mesin.
Kepala BKPM Thomas Lembong (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BKPM Thomas Lembong (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
"Tentunya kita tahu di bidang transportasi, tentunya airbus, aerospace, industri kereta api juga. Kemudian juga permesinan, Eropa sangat kuat di industri mesin untuk industri. Jadi mesin-mesin untuk pabrik mebel, pabrik tekstil, makanan minuman," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kerja sama Indonesia dengan Eropa sudah berlangsung lama dan hubungannya hangat. Selama ini Eropa cukup netral dan tidak mencampuri urusan dalam negeri Indonesia. "Jadi hubungan kita dengan Eropa sudah sangat matang dan sangat dewasa. Jadi kita lebih banyak bicara peluang dan perkembangan positif, tapi tentunya masih banyak PR," pungkasnya.