Keputusan Strategis Freeport di Tangan Inalum

21 Desember 2018 18:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Budi Gunadi Sadikin
 (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Budi Gunadi Sadikin (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum mulai hari ini resmi menjadi pemilik 51 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI). Sebagai pemilik saham mayoritas, Inalum memegang kendali atas PTFI.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin, menyatakan bahwa semua keputusan strategis PTFI harus disetujui oleh Inalum.
"Harus ke kita. Keputusan yang strategis harus ke kita," kata Budi usai konferensi pers di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (21/12).
Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Budi Gunadi Sadikin
 (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Budi Gunadi Sadikin (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Soal pembagian direksi dan kendali atas operasi kegiatan tambang, Budi enggan meributkannya. Ia menegaskan, Inalum dan Freeport McMoRan Inc (FCX) harus bekerja sama untuk mengelola tambang di Papua. Jangan sampai Inalum dan FCX berkonflik karena berebut kendali sehingga operasi tambang jadi terganggu.
"Saya sudah lihat banyak perusahan yang gagal karena terlalu sibuk ngurusin siapa dapat apa. Tapi kalau kita lihat ini sudah benar-benar jadi satu. Kita mesti tahu, pemegang saham beda dengan operasional. Jadi kita sebagai pemilik. Sama kayak siapa pemiliknya stasiun TV. Apakah dia jadi diektur, ngurusin operasional, kan enggak? Kita hanya menentukannya timnya. Timnya yang terbaik," paparnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Budi ingin dalam jangka panjang Indonesia bisa mengelola sendiri tambang bawah tanah yang kompleks di Papua. Lewat kerja sama dengan FCX, Inalum akan meningkatkan kemampuan insinyur-insinyur pertambangan Indonesia.
"Sekarang sebagian besar sudah orang Indonesia (yang mengelola tambang Freeport). Cuman masih ada beberapa hal penting yang masih ada di Amerika. Nah itu kita yang ada di perjanjian ini juga ingin mengirimkan banyak engineer kita ke sana (Amerika Serikat)," ujar Budi.