Kerja Sama Dipersoalkan, Garuda Indonesia Buka Suara Soal Mahata

8 Mei 2019 17:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Garuda Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) akhirnya buka suara soal polemik laporan keuangan 2018. Seperti diketahui, beberapa pihak merasa laporan keuangan tersebut janggal, khususnya transaksi kerja sama dengan PT Mahata Aero Teknologi dalam pemasangan WiFi pada pesawat yang dibukukan sebagai pendapatan oleh manajemen.
ADVERTISEMENT
Transaksi ini membuat GIAA secara mengejutkan berhasil mencetak laba bersih bersih senilai USD 809,84 ribu atau Rp 11,33 miliar (kurs USD 1: Rp 14.000), dari sebelumnya rugi sebesar USD 216,58 juta.
Direktur Teknik dan Layanan Garuda Indonesia Iwan Joeniarto menjelaskan, pemasangan WiFi pada sejumlah pesawat merupakan bagian dari strategi bisnis yang disebut Broaden Revenue Beyond Core. Strategi tersebut merupakan upaya perseroan untuk meningkatkan pendapatan di luar bisnis inti yang dijalankan.
“Airlines harus mencari terobosan, karena margin airlines sangat tipis. Sehingga pendapatan enggak hanya datang dari core business. Oleh karena itu perseroan bekerja sama dengan Mahata,” ungkap Iwan di Hangar 4 GMF Aero Asia, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Rabu (8/5).
Melalui kerja sama dengan Mahata, perseroan diyakini akan mendapatkan sejumlah keuntungan. Pertama, dengan adanya WiFi maka fasilitas ini dipercaya akan meningkatkan jumlah penumpang melalui new customer experience. Kedua yaitu meningkatkan ancillary revenue alias pemasukan tambahan di luar tiket pesawat.
ADVERTISEMENT
Menurut Iwan, fasilitas WiFi Onboard bukanlah hal baru di dunia penerbangan. Namun di Indonesia, Iwan tidak menampik bahwa GIAA merupakan pelopor penyedia fasilitas WiFi Onboard.
Selain itu Iwan juga menegaskan, kerja sama dengan Mahata merupakan bentuk kerja sama yang legal. Iwan mengklaim perseroan telah melakukan kajian sebelum mejadikan Mahata Aero Teknologi sebagai mitra.
“Pertimbangannya adalah Mahata merupakan startup yang telah memiliki kontrak kerja sama dengan Lufthansa System, Lufthansa Technik, Inmarsat, Aeria Interactive, Ai Motus Ltd, CBN dan Qandeo Asia Consulting. Itu merupakan perusahaan internasional,” ujarnya.
Selain itu Mahata didukung oleh parent company Global Mahata Group dengan nilai bisnis mencapai USD 640,5 juta.
“Terakhir, karena Mahata merupakan satu-satunya partner yang menawarkan konsep yang berbeda. Perseroan (GIAA) tidak perlu mengeluarkan biaya investasi. Namun nantinya akan mendapatkan value added berupa peningkatan layanan kepada pelanggan dengan adanya in-flight connectivity tidak berbayar,” tandasnya.
ADVERTISEMENT
Garuda Berpotensi Raup Pendapatan Iklan dari Mahata USD 200 Juta
Lanjut Iwan, dari sharing revenue ini perseroan berpotensi meraih pendapatan iklan hingga USD 200 juta per tahun atau setara Rp 2,8 triliun.
"Jadi prospek bisnis sangat bagus, dari 50 juta passanger Garuda Indonesia Group itu diperkirakan USD 2-4 bisa kita ambil revenue passenger dari orang melihat iklan," ungkap Iwan.
Artinya dengan asumsi total jumlah penumpang Garuda Group mencapai 50 juta orang per tahun 2018, berarti potensi pendapatan yang bisa diraih dari iklan menyentuh USD 100-200 juta.
Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) pada Public Expose Insidentil di Hanggar 4 GMF Aero Asia, Cengkareng. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Iwan menambahkan fasilitas ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memperbaiki kinerja perseroan.
“Perseroan dapat meningkatkan jumlah penumpang melalui new customer experience dan meningkatkan ancillary revenue," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Tahun ini Garuda Indonesia Grup menargetkan 30 armada pesawatnya sudah terkoneksi dengan layanan Wi-Fi gratis dari Mahata. Adapun yang telah terpasang Wi-Fi gratis saat ini adalah satu pesawat Citilink. Rencananya untuk tahun ini fasilitas Wi-Fi gratis akan dipasang pada 15 pesawat Citilink, 4 hingga 5 pesawat Garuda tipe Airbus 330 dan 10 pesawat Garuda tipe Boeing 737-800 NG.