Kerugian Ramayana di Palu Lebih dari Rp 50 Miliar

1 Oktober 2018 18:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi pusat perbelanjaan di Kota Palu setelah terkena gempa dan tsunami. (Foto: AFP/BAY ISMOYO)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi pusat perbelanjaan di Kota Palu setelah terkena gempa dan tsunami. (Foto: AFP/BAY ISMOYO)
ADVERTISEMENT
Gempa berkekuatan 7,4 magnitudo mengguncang Kabupaten Donggala dan Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada Jumat (28/9). Bencana ini membuat Kota Palu porak-poranda, dari perhotelan hingga pusat perbelanjaan, salah satunya Mal Ramayana.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Sekertaris PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) Setiadi Surya mengungkapkan kerugian awal dari pusat perbelanjaan diperkirakan mencapai lebih dari Rp 50 miliar. Namun, pihak Ramayana hingga kini masih terus menghitung kerugian pasti dari dampak bencana gempa dan tsunami.
"Sekarang memang terjadi penjarahan di sana. Besarnya kerugian itu kita sedang data tapi perkiraan bisa lebih dari Rp 50 miliar. Dalam pendataan kita karena itu mencangkup barang dagangan, dekorasi, peralatan berat, itu ada di sana itu sedang kita hitung," ucapnya kepada kumparan, Senin (1/10).
Setiadi menambahkan, kejadian gempa memang sesuatu yang tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, Setiadi menjelaskan beberapa hambatan dalam pengumpulan data antara lain, penghitungan barang beli putus, lalu inventory penjualan titipan (konsinyasi) dan inventory barang super market.
Kondisi pusat perbelanjaan di Kota Palu setelah terkena gempa dan tsunami. (Foto: AFP/BAY ISMOYO)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi pusat perbelanjaan di Kota Palu setelah terkena gempa dan tsunami. (Foto: AFP/BAY ISMOYO)
ADVERTISEMENT
"Mungkin seminggu ini (penyelesaian pengumpulan data)," lanjutnya.
Pihak Ramayana juga merasa resah terhadap oknum yang kerap kali melakukan penjarahan, hal tersebut malah membuat bantuan semakin terhambat masuk ke kota Palu.
"Kalau bantuan itu dikirim terus dijarah itu ya enggak sampai ke kotanya. Yang menjarah itu adalah kelompok-kelompok orang kriminal. Walau barangkali truk-truk bisa disandera oleh mereka. Makanya stabilitasi ke mana harus cepat," pungkasnya.