Kesadaran Proteksi Data Orang RI Masih Rendah, Rawan Kena Cyber Attack

24 Januari 2019 17:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mengenal perangkat komputer  (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Mengenal perangkat komputer (Foto: Unsplash)
ADVERTISEMENT
Pada era digitalisasi saat ini, proteksi data merupakan hal yang sangat penting. Sebab, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, serangan siber (cyber attack) juga turut berkembang. Hal ini sangat rawan tidak hanya bagi perusahaan tapi juga bagi konsumen yang datanya dicuri. Sebab tak jarang, pencurian data ini juga dapat merugikan secara finansial.
ADVERTISEMENT
President Director Everspin Indonesia, Gary Tanoesoedibjo, menyatakan saat ini kesadaran masyarakat terhadap sistem proteksi data masih belum cukup. Menurutnya, hal ini terlihat dari kebiasaan masyarakat ketika mengunduh aplikasi di smartphone, mereka tidak peka terhadap potensi penyerangan sistem yang berasal dari aplikasi tersebut.
"Seperti ada satu aplikasi fintech yang di mana kalau kita telat pembayaran mereka bisa sedot contact list kita dan nge-blast ke semua teman-teman. Itu kan malu juga. Jadi ada unsur sekuriti yang konsumen enggak sadar, mereka asal download," ungkap Gary di Main Hall BEI, Jakarta, Kamis (24/1).
Oleh sebab itu, menurutnya harus ada edukasi dua arah untuk mengantisipasi adanya cyber attack. Pertama, konsumen perlu mendapatkan edukasi bahwa tidak semua aplikasi aman. Kedua, produsen aplikasi juga harus memiliki prinsip melindungi data konsumen, sehingga sejak awal mereka sudah membuat langkah mitigasi dari serangan siber. Sebab kebanyakan produsen saat ini bersikap reaktif daripada preventif. Artinya sistemnya terlanjur bobol dulu, baru lantas mereka mencari solusi. Pemikiran inilah yang menurut Gary harus diubah.
ADVERTISEMENT
“Jadi suplier harus ada pergantian mindset bahwa harus melindungi konsumen,” ujarnya.
Selain itu, Gary pun menyatakan bahwa konsumen juga harus waspada dan tidak hanya percaya pada sistem aplikasi. Hal paling sederhana yang bisa dilakukan konsumen sebagai bentuk preventif adalah dengan rutin mengganti password pada aplikasi yang sering digunakan.
"Analoginya, aplikasi itu seperti pintu dan sekuriti modul itu sebuah gembok. Mau gemboknya secanggih apapun kalau selama 2 bulan enggak diganti, itu maling bisa analisa ke dalam pintu tersebut,” tandasnya.