Keunggulan Kereta Logistik Dibanding Truk: Efisien dan Bebas Macet

8 Mei 2018 11:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kecelakaan truk box dengan kereta api barang. (Foto: Twitter @TMCPoldaMetro)
zoom-in-whitePerbesar
Kecelakaan truk box dengan kereta api barang. (Foto: Twitter @TMCPoldaMetro)
ADVERTISEMENT
Kementerian Perhubungan telah membuat kebijakan untuk membatasi operasional truk logistik terutama di jalan tol. Misalnya dengan aturan ganjil-genap dan pelarangan melintas mulai pukul 06.00-09.00 WIB. Cara ini dilakukan untuk mengurangi kepadatan yang terjadi di jam-jam sibuk.
ADVERTISEMENT
Chairman Supply Chain Indonesia Setijadi menganggap, aturan jangka pendek yang dibuat pemerintah tentang pembatasan operasional truk logistik justru menghambat proses pengiriman barang.
"Akibatnya nasib pengiriman barang yang sifatnya sangat penting dengan perhitungan sampai dalam hitungan jam itu bakal sulit bisa diprediksi lagi," katanya dalam acara JNE Kumpul Bareng di Mercantile Athletic Club, Jakarta, Selasa (8/5).
Kereta Barang (Foto: Flickr Stefanus Andriawan)
zoom-in-whitePerbesar
Kereta Barang (Foto: Flickr Stefanus Andriawan)
Mengatasi hal ini, Setijadi menyatakan, pemerintah perlu membuat kebijakan jangka panjang terutama untuk mengalihkan sebagian volume pengangkutan barang dari jalan raya ke moda transportasi kereta api. Dia menyebutnya dengan istilah container yard (CY).
Dengan menerapkan sistem angkutan CY, para pelaku industri angkutan barang bisa memindahkan sebanyak 75 truk setara dengan 7 sampai 8 rangkaian kereta api (masing-masing rangkaian kereta api berisi 7-8 gerbong). Masing-masing gerbong kereta mampu mengangkut barang dengan kapasitas sebesar 15 ton.
ADVERTISEMENT
Program itu menurutnya harus diarahkan dengan lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Jadi, bukan dengan menambah beban transportasi jalan. Hal itu sejalan dengan keinginan pemerintah untuk menekan biaya logistik.
Moda kereta api menjadi salah satu alternatif penting pengalihan beban pengangkutan barang terutama di Jalur Pantura antara Surabaya dan Jakarta dengan wilayah-wilayah sekitarnya seperti Tangerang dan Bekasi, bahkan sampai Cilegon dan Karawang.
"Selain bisa mengurangi polusi, juga bisa mengefisiensikan kapasitas angkutan barang. Waktu tempuh juga jadi efektif dan BBM juga bisa diminimalisir. Sebab, semakin lancar arus lalu lintas di jalan, konsumsi BBM masyarakat juga semakin sedikit," tutupnya.