Kinerja Telkom, Indosat, XL, Smartfren Belum Membaik Pascaperang Tarif

30 November 2018 17:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Indosat Ooredoo. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Indosat Ooredoo. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kuartal III-2018 menjadi cerita tak mengenakan bagi perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Mengutip laporan keuangan masing-masing perusahaan, emiten telekomunikasi yang telah menyampaikan laporan keuangan 9 bulanan ialah PT Telkom Tbk (TLKM), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Keempatnya kompak melaporkan penurunan perolehan laba bersih, bahkan ada yang rugi selama 9 bulan terakhir.
ADVERTISEMENT
Menurut Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper, penurunan laba bersih keempat perusahaan tersebut disebabkan adanya perang tarif yang sempat terjadi antar perusahaan.
“Turun itu karena ada perang tarif, jadi ada satu perusahaan pasang murah yang lainnya jadi ikut-ikutan. Revenue-nya tergerus semua,” ungkap Dennies kepada kumparan, Jumat (30/11).
Meski demikian, Dennies menyebutkan kini perang tarif telah mulai mereda. Namun dampaknya belum terlalu signifikan sebab perusahaan baru menaikkan tarif pada awal tahun. Kenaikan tersebut juga sejatinya belum kembali pada level awal. Contohnya saat era perang tarif, XL Axiata menurunkan harga paket data hingga Rp 7-8 ribu per 1 giga byte. Padahal harga awal berkisar Rp 13-14 ribu per giga byte.
ADVERTISEMENT
Kini perseroan mulai menaikkan harga namun baru sampai level Rp 11-12 ribu per giga byte.
Meski emiten telekomunikasi mulai menaikkan harga, Dennies mengatakan hal tersebut tidak akan memberikan dampak negatif pada penjualan maupun pergerakan saham. Sebab kini masyarakat tengah mengarah pada era digital sehingga tidak akan lepas dari akses internet.
“Saya rasa enggak terlalu masalah, karena semua orang butuh. Kenaikan harga enggak terlalu mempengaruhi. Enggak berdampak negatif termasuk bagi sahamnya,” ujarnya.
Selama 9 bulan peryama di 2018, Telkom melaporkan laba bersih sebesar Rp 14,426 triliun. Laba bersih periode Januari-September 2018 tersebut turun 20,59 persen dibandingkan periode yang sama (year-on-year/yoy) di 2017 sebesar Rp 17,922 triliun. Sementara BUMN telekomunikasi ini meraih pendapatan Rp 99,203 triliun selama periode Januari-September 2018, atau meningkat dibandingkan periode sebelumnya (yoy) yang senilai Rp 97,003 triliun.
XL Axiata (Foto: Bianda Ludwianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
XL Axiata (Foto: Bianda Ludwianto/kumparan)
Kedua, XL Axiata mencatatkan kinerja keuangan negatif yakni rugi Rp 145 miliar selama periode Januari-September 2018. Angka ini membaik dibandingkan laporan laba rugi periode yang sama di 2017 yakni rugi Rp 238 miliar.
ADVERTISEMENT
Ketiga, Indosat mengalami kerugian sebesar Rp 1,25 triliun selama periode Januari-September 2018. Mengutip laporan keuangan perusahaan pada kuartal III-2018, kinerja Indosat menurun drastis dibandingkan periode sama di 2017 yang untung Rp 1,22 triliun.
Terakhir ialah Smartfren. Perusahaan telekomunikasi ini mencatatkan kerugian Rp 2,503 triliun selama 9 bulan pertama di 2018. Kerugian Smartfren membaik daripada catatan rugi pada periode Januari-September 2017 yang sebesar Rp 2,822 triliun. Sementara pendapatan perusahaan milik Sinar Mas Communication & Technology ini tercatat sebesar Rp 3,949 triliun pada periode Januari-September 2018, atau meningkat dari periode yang sama di 2017 sebesar Rp 3,318 triliun.