Kisah Pemuda Down Syndrome yang Jualan Kaus Kaki Beromzet Rp 60 Miliar

21 Oktober 2018 19:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
John Cronin Pengidap Down Syndrome yang sukses dengan bisnis John’s Crazy Socks. (Foto: Facebook/@johnscrazysocks Beranda)
zoom-in-whitePerbesar
John Cronin Pengidap Down Syndrome yang sukses dengan bisnis John’s Crazy Socks. (Foto: Facebook/@johnscrazysocks Beranda)
ADVERTISEMENT
Mark Cronin dan dan anaknya John Cronin, barangkali tak menyangka bila ide jualan kaus kaki mereka bisa menghasilkan pundi-pundi uang. Sejak didirikan pada Desember 2016 lalu di New York hingga saat ini, rata-rata pendapatan mereka per tahun mencapai USD 4 juta atau Rp 60 miliar (kurs Rp 15.000).
ADVERTISEMENT
Pendapatan sebesar itu didapatkan dari seorang anak yang mengidap penyakit down syndrome. Ya, John mengidap penyakit ini. Bagaimana bisa dia sukses menjadi pebisnis di tengah keterbatasannya?
Dikutip dalam World Economic Forum, ide bisnis ini bermula ketika John lulus SMA. Dia sadar, dengan keterbatasannya, sulit untuk mencari pekerjaan. Ayah John, Mark, lalu mencari cara agar anaknya bisa bekerja. John sendiri tertarik untuk menjadi pebisnis saja. Dengan menjadi bos bagi diri sendiri, John tidak akan mendapatkan penolakan seperti bekerja di tempat lain.
Ide menjual kaus kaki yang dia namai John's Crazy Socks ini muncul setelah ide membuka makanan dalam truck (food truck) yang mustahil dilakukan karena mereka tidak bisa masak. Lalu dia melihat berjualan kaus kaki lebih menyenangkan, utamanya kaus kaki yang penuh warna. Di hari pertamanya berjualan, John berhasil menjual 452 pasang kaus kaki.
ADVERTISEMENT
"Saya ingin menjual kaus kaki. Kenapa kaus kaki? Karena itu menyenangkan, itu berwarna-warni. Saya suka menjadi kreatif dan saya ingin melihat hal-hal indah di sini. Itu membuat saya menjadi diri sendiri", kata John kepada Reuters, dikutip dalam World Economic Forum, Minggu (21/10).
Setelah hari pertama mereka berhasil menjual ratusan pasang kaus kaki, Mark dan John bekerja keras untuk membuat bisnis ini semakin besar. Dengan tekun, mereka mulai bekerja pada pukul 9 pagi hingga pukul 20.00.
John Cronin Pengidap Down Syndrome yang sukses dengan bisnis John’s Crazy Socks. (Foto: Facebook/@johnscrazysocks Beranda)
zoom-in-whitePerbesar
John Cronin Pengidap Down Syndrome yang sukses dengan bisnis John’s Crazy Socks. (Foto: Facebook/@johnscrazysocks Beranda)
Tak hanya mendapatkan keuntungan yang besar. Di dalam John's Crazy Socks, dia dan ayahnya berhasil memperkerjakan 35 karyawan. Sebanyak 16 orang berkebutuhan khusus seperti dirinya. Pabrik mereka juga sudah pindah ke tempat yang lebih besar. Urusan pabrik dan operasional ini ditangani ayahnya.
ADVERTISEMENT
Sementara John, agar tak hanya jago di kandang, untuk meningkatkan penjualan, dia menghadiri pameran dagang sehingga bisa berinteraksi dengan pelanggan dan pemasok. John juga mencari desain-desain unik seperti Sock of the Month and Monday Madness Mystery Bag.
Kisah sukses John dan ayahnya ini menginspirasi banyak orang bahwa keterbatasan bukan alasan untuk sukses berbisnis. Agar orang lain merasakan atmosfer semangat John, mereka menyebarkan pesan kebahagiaan ini di YouTube dan tampil di TV bisnis Fox dan BBC. Bahkan, tayangan mereka ini menginspirasi mantan presiden AS George W. Bush dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Keduanya menjadi klien John dengan membeli kaus kaki-kaki warna-warni John's Crazy Socks.
Potensi Industri Kaus Kaki di Dunia
John Cronin Pengidap Down Syndrome yang sukses dengan bisnis John’s Crazy Socks. (Foto: Facebook/@johnscrazysocks Beranda)
zoom-in-whitePerbesar
John Cronin Pengidap Down Syndrome yang sukses dengan bisnis John’s Crazy Socks. (Foto: Facebook/@johnscrazysocks Beranda)
Keberhasilan John's Crazy Socks mencerminkan pertumbuhan di sektor global. Ternyata, di dunia, industri ini sangat menjanjikan. Transparency Marketing Research menyebutkan pendapatan penjualan dari kaus kaki secara global pada 2016 lebih dari USD 42 miliar. Mereka memperkirakan jumlahnya akan meningkat menjadi USD 75 miliar pada 2025.
ADVERTISEMENT
Analisis pasar kaus kaki dunia 2016 oleh Persistent Marketing Research menunjukkan permintaan tertinggi kaus kaki berada di kawasan Asia-Pasifik. Ini terjadi karena jumlah konsumen, pertumbuhan populasi regional dan melimpahnya pembukaan gerai ritel baru di pasar seperti China, India, Malaysia dan Singapura.
"Sementara pertumbuhan yang stabil diperkirakan terjadi di pasar kaus kaki AS, dengan negara-negara berkembang seperti Brasil di Amerika Selatan, dan negara-negara di Timur Tengah dan Afrika diperkirakan akan mendorong pertumbuhan di masa depan," demikian ditulis dalam riset itu.
Kunci Sukses John Jualan Kaus Kaki
Kisah John menginspirasi banyak orang. Apa sebenarnya kunci sukses mereka? Mereka menyebut ada 4 pilar yang menjadi faktor sukses jualan kaus kaki ini:
ADVERTISEMENT
1. Pertama, libatkan orang-orang yang menginspirasi. John dan ayahnya melibatkan orang-orang berkebutuhan khusus dalam bisnis. Tujuannya, agar mereka bisa produktif dan berguna. John percaya, di balik kekurangan, mereka bisa diandalkan dan bernilai.
“Itu adalah keputusan bisnis yang baik. Ini bukan amal, itu bukan altruisme. Ini membantu bisnis kami berjalan dan berhasil," kata Mark.
2. Kedua, berbisnis sekaligus beramal. Setiap pasang kaus kaki yang mereka jual, disisihkan untuk sumbangan. Lima persen dari semua keuntungan masuk ke Special Olympics. Sejauh ini perusahaan telah menghasilkan USD 130,000 untuk amal seperti National Down Syndrome Society dan Autism Speaks.
3. Ketiga, dekat dengan konsumen. John dan Mark percaya, layanan yang baik ke pelanggan akan membuat mereka kembali lagi untuk membeli. Karena itu, setiap penjualan kaus kaki dikirim pada hari yang sama dengan ucapan terima kasih, kupon diskon dan permen.
ADVERTISEMENT
4. Terakhir, mereka menawarkan berbagai kaus kaki yang mempesona. Lebih dari 1.900 design yang menarik.