KKI Beli Kakao dari Petani Paling Tinggi Rp 40 Ribu per Kg

9 Agustus 2018 9:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Monitoring kualitas bibit kakao oleh Tim Balai Karantina Pertanian, Kendari, Sulawesi Tenggara (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Monitoring kualitas bibit kakao oleh Tim Balai Karantina Pertanian, Kendari, Sulawesi Tenggara (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sejak 2013 lalu, perusahaan keluarga Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengambilalih pabrik kakao di Konawe Selatan menjadi PT Kalla Kakao Industri (KKI). Pabrik ini mengolah biji kering kakao menjadi produk semi olahan seperti kakao butter dan kakao cake. Untuk mendapatkan pasokan kakao yang dipetik dari pohon, KKI membelinya dari petani.
ADVERTISEMENT
Manager Sales dan Marketing KKI Prisma mengatakan, harga yang dipatok ke petani bervariasi, paling tinggi Rp 40 ribu per kilogram.
“Harga beli ke petani paling tinggi Rp 40 ribu per kg. Tapi berubah-ubah tergantung market dan harga internasional. Paling rendah sekitar Rp 26 ribu sampai Rp 27 ribu per kg,” kata dia saat ditemui di pabrik KKI, Konawe, Sulawesi Selatan, Kamis (9/8).
Harga kakao biasanya paling tinggi pada saat peak season natal dan tahun baru, terutama di luar negeri. Kalau di dalam negeri, peak season-nya pada saat hari raya seperti Idul Fitri. Karena itu, pada saat permintaan banyak justru harga jual kakao di tingkat petani juga tinggi.
Prisma bilang, sejak beroperasi pada 2014 hingga saat ini, KKI memang belum memiliki kebun kakao milik sendiri. Selama ini stok kakao dibeli dari petani yang ada di Sulawesi Tenggara. Jumlah petani yang dibina KKI mencapai 5.000 orang.
ADVERTISEMENT
Kebun kakao di Kendari, Sulawesi Tenggara. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kebun kakao di Kendari, Sulawesi Tenggara. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
“Kita ada pembinaan ke 5.000 petani yang masuk dalam 60 lembaga petani. Dengan ada KKI ini, kami menyerap produksi kakao mereka,” lanjut dia.
Suistainability KKI Ahmad AS bilang, kakao petani dari Sultra sudah terkenal di antara pabrik produksi kakao di Indonesia. Dia bilang, KKI harus bersaing dengan kurang lebih 20 perusahaan serupa yang ada di Indonesia dengan kebutuhan mencapai 800 ribu per tahun.
Di Sultra, luas lahan kakao mencapai 257 hektare yang tersebar di 5 kabupaten, yaitu Konawe Selatan, Konawe, Kolaka Timur, Kolaka, dan Kolaka Utara. Sebanyak 70 persen kebutuhan kakao nasional dipasok dari Sultra.
“Cara petani jual ke kita ya bangun pembinaan ke mereka. Kita bina petani di sini sebab ada 20 perusahaan seperti KKI di Indonesia yang sebelumnya juga pasok dari sini. Dan 70 persen kebutuhan kakao nasional dipasok dari sini,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sejak 2015, KKI telah ekspor kakao butter dan kakao cake ke berbagai negara seperti Jerman dan Belanda. Dua bulan terakhir, KKI berhasil ekspor kakao butter sebanyak 300 ton ke Belanda dengan nilai ekspor Rp 27 miliar.