Konsultan Migas Asing Didatangkan Buat Blok Masela

4 Februari 2019 19:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Ilustrasi eksplorasi migas di lepas pantai. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi eksplorasi migas di lepas pantai. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Kementerian ESDM mendatangkan sejumlah pakar migas dari luar negeri untuk memberikan masukan dalam penyusunan rencana pengembangan (Plan of Development/POD) Blok Masela. Pakar-pakar tersebut dihadirkan dalam pertemuan pada Jumat (1/2) lalu di Kantor Kementerian ESDM. Dalam pertemuan itu hadir pula Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) serta operator Blok Masela, Inpex Corporation. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, para pakar tersebut didatangkan dari beberapa negara, di antaranya dari Amerika Serikat. Konsultan-konsultan asing ini, kata dia, meninjau persoalan teknis lanjutan pada Blok Masela. Konsultan lain yang datang dalam pertemuan itu adalah Energy World Corporation (EWC). Dalam situs resminya, EWC mencatatkan saham mereka di bursa saham Australia. "Itu pakar masing-masing pihak sudah bertemu (salah satunya dari AS). Sedang diskusi lanjutan soal review teknis itu. Ya, ada beberapa lah (konsultan migas yang didatangkan)," kata dia saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (4/1).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, kata Dwi, penentuan hal-hal teknis dalam POD menjadi penting sebab berhubungan erat dengan aspek finansial. Beberapa variabel yang dibahas misalnya menentukan berat dari peralatan yang bakal digunakan di Blok Masela dan keandalan peralatan tersebut. Itu semua menentukan nilai belanja modal (capital expenditure/capex) yang bakal dikeluarkan Inpex nantinya. "Jadi sejak awal di-review semua, aspek desain yang akan berdampak pada finansial karena pada akhirnya, kalau yang cost recovery itu kan kita amankan semua," jelasnya. Sampai saat ini belum dapat dipastikan kapan POD Lapangan Abadi disetujui oleh menteri. Dia berharap secepatnya bisa dilakukan. Tapi Dwi menegaskan, tidak akan ada lagi perubahan skema dalam proyek ini. "Enggak (ada perubahan lagi). Dan itu yang paling baik (skema onshore). Jadi nanti ada floating storage untuk pemisahan minyak dan gasnya. Sementara LNG-nya di onshore. Itu yang sedang didiskusikan karena berdampak pada cost-nya," ucap Dwi.
ADVERTISEMENT