Penjualan Listrik PLN Masih di Bawah Pertumbuhan Ekonomi

25 Oktober 2018 8:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengerjakan pekerjaan jaringan listrik, Sulawesi Tengah, Kamis (30/8). (Foto: ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengerjakan pekerjaan jaringan listrik, Sulawesi Tengah, Kamis (30/8). (Foto: ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan penjualan listrik PT PLN (Persero) hingga September 2018 baru mencapai 4,87 persen. Angka ini masih jauh dari target tahun ini sebesar 7,5 persen jika mengacu pada pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2018 yang ditarget tumbuh di atas 5 persen.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk pertumbuhan penjualan listrik month to month (September 2017-September 2018), Kepala Divisi Niaga PT PLN Yudi Setyo Wicaksono menyebutkan, tumbuh 5,01 persen. Menurutnya, sektor industri yang paling besar pertumbuhannya disusul sektor bisnis.
“Sektor industri tumbuh 6,83 persen dan sektor bisnis tumbuh 5,7 persen,” kata Yudi di Gedung DPR RI, Rabu (24/10) malam.
Sementara sektor rumah tangga, yang memiliki jumlah konsumen paling banyak justru pertumbuhannya hingga September 2018 hanya 2,69 persen. Lain-lainnya seperti tumbuh 7,1 persen seperti sektor sosial 7 persen dan publik 5 persen.
Pekerja PT PLN (Persero) melakukan pemeliharaan saluran kabel udara (SKU) tegangan rendah pada sebuah gardu listrik. (Foto: ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja PT PLN (Persero) melakukan pemeliharaan saluran kabel udara (SKU) tegangan rendah pada sebuah gardu listrik. (Foto: ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid)
Pertumbuhan listrik selalu mengikuti pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat. Pun dengan investasi pembangunan proyek listrik 35 ribu MW. Mulanya, pembangunan listrik 35 ribu MW ditaksir ditarget bisa selesai 2019 mendatang dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sekitar 7-8 persen yang berarti pertumbuhan listrik bisa naik maksimal sekitar 10,5 persen per tahunnya.
ADVERTISEMENT
Tapi, karena pertumbuhan ekonomi Indonesia masih ditarget berada di level 5 persen, pertumbuhan konsumsi listrik oleh masyarakat hingga industri pun ditarget hanya naik maksimal 7,5 persen sepanjang tahun yang berpengaruh pada pembangunan listrik 35 ribu MW yang digeser hingga 2024-2025.
Meski begitu, bukan berarti PLN berhenti membangun proyek kelistrikan. Perusahaan terus memperluas pembangunan pembangkit listrik. Hal ini bisa terlihat investasi yang digelontorkan. PLN mencatat, selama 3 tahun terakhir, perusahaan telah berinvestasi proyek kelistrikan hingga Rp 244 triliun. Investasi itu berasal dari dana pinjaman sebesar Rp 110 triliun dan sisanya Rp 134 triliun dari kas sendiri. Perusahaan juga baru-baru ini mengeluarkan global bond sebesar USD 1,5 miliar.