Konsumsi Rumah Tangga Masih Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi RI

6 Februari 2019 12:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Belanja Bulanan Foto: Pixabay/Storyblocks
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Belanja Bulanan Foto: Pixabay/Storyblocks
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi selama tahun lalu mencapai 5,17 persen, meningkat dibandingkan 2017 sebesar 5,07 persen. Jika dibandingkan per kuartal, di kuartal IV 2018 pertumbuhan ekonomi 5,18 persen, juga meningkat dibandingkan kuartal III 2018 sebesar 5,17 persen.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk yang baik jika dibandingkan negara lain yang justru melambat. Misalnya saja China yang ekonominya melambat menjadi 6,4 persen di kuartal IV 2018.
"Ini termasuk yang bagus, baik secara year on year maupun secara tahunan. Kalau dilihat ekonomi China, sebagai mitra dagang utama kita saja melambat di kuartal IV 2018 menjadi 6,4 persen dari kuartal sebelumnya 6,7 persen," ujar Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (6,2).
Berdasarkan komponen pengeluarannya, konsumsi rumah tangga masih menjadi pendorong utama perekonomian. Selama 2018, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,05 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka ini meningkat jika dibandingkan 2017 yang tumbuh 4,94 persen terhadap PDB.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi tumbuh 6,67 terhadap PDB. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2017 yang hanya 6,15 persen.
Kepala BPS Suhariyanto Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Sedangkan untuk ekspor, selama tahun lalu tercatat tumbuh 6,48 persen terhadap pertumbuhan ekonomi. Angka ini melambat dibandingkan tahun 2017 yang tumbuh 8,91 persen.
Konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) tumbuh 9,08 persen terhadap PDB, jauh lebih tinggi jika dibandingkan 2017 yang tercatat hanya mencapai 6,93 persen.
Selanjutnya, konsumsi pemerintah selama 2018 tumbuh 4,8 persen terhadap PDB. Ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh 2,13 persen terhadap PDB.
Terakhir, impor sebagai pengurang pada sektor pengeluaran ekonomi tumbuh 12,04 persen. Angka ini justru meningkat dibandingkan dengan 2017 yang tumbuh 8,06 persen.
ADVERTISEMENT