Kredit Bank ke IKM Turun, Kemenperin Klaim Banyak yang Pakai Fintech

15 April 2019 14:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Indonesia Industrial Summit di ICE BSD. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Indonesia Industrial Summit di ICE BSD. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Penyaluran kredit perbankan ke industri kecil dan menengah (IKM) khususnya sektor pengolahan tercatat menurun. Pada bulan Maret tahun 2018 lalu, tercatat penyaluran kredit IKM tumbuh sebesar 7, 61 persen.
ADVERTISEMENT
Sedangkan di bulan April 2018, OJK mencatat penyaluran kredit ke sektor pengolahan IKM turun hingga 3,08 persen.
Kementerian Perindustrian mengklaim, penurunan itu terjadi lantaran banyaknya pelaku IKM yang beralih ke Fintech, dengan memanfaatkan pinjaman peer to peer lending.
"Salah satu penyebab menurunnya penyaluran kredit perbankan ke industri kecil menengah itu karena banyak pelaku usaha yang pindah ke model peminjaman lain. Kan kalau pinjaman perbankan harus ada agunan (collateral), ini dirasakan berat bagi IKM," kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kemenperin, Gati Wibawaningsih, saat ditemui di ICE BSD, Tangerang, Senin (15/4).
Dia menjelaskan, kemudahan memperoleh pinjaman yang ditawarkan oleh Fintech bisa membantu pelaku usaha IKM. Asal, Fintech tersebut telah terdaftar secara resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pihaknya juga terus mendorong pelaku IKM mendapat fasilitas pembiayaan melalui platform digital.
Ilustrasi Fintech. Foto: Shutter Stock
"Tapi alasan ini menurut analisa saya. Kami memang sedang mengamati akan permasalahan ini dan akan turun ke lapangan langsung untuk lakukan evaluasi.
ADVERTISEMENT
Karena hal ini pula, Gati mengatakan pelaku IKM yang mengeluh masalah permodalan sudah semakin berkurang. Sebab, mereka semakin mudah mendapat akses pada permodalan usaha termasuk dari Fintech.
"Selain Fintech kan ada juga program dari pemerintah seperti KUR, UMi, dan Mekaar. Makanya sekarang enggak terlalu susah dapat pembiayaan, yang justru sulit bagi para IKM itu sekarang adalah bahan baku," katanya.
Gati meminta agar beberapa bahan baku seperti alat permainan elektronik bisa diproduksi di dalam negeri. "Ini kita sedang dorong para investor agar mereka mau membangun industri infrastruktur atau industri pendukung untuk IKM. Sejauh ini kami masih menemui hambatan," pungkasnya.