Kurangi Anjungan, Pertamina Hemat Rp 4,76 Miliar di Blok Mahakam

23 September 2019 16:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja beraktivitas di Lapangan Senipah Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja beraktivitas di Lapangan Senipah Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) telah melakukan uji coba penggunaan teknik tanpa rig (anjungan) pada sumur-sumur komplesi (rigless) di Blok Mahakam. Teknik ini diterapkan pada sumur-sumur produksi yang sudah memasuki tahap akhir untuk pengeboran dengan filter kepasiran, yaitu Multi Zone Single Trip Gravel Pack (MZST-GP).
ADVERTISEMENT
General Manager PHM John Anis mengatakan, penggunaan tanpa rig ini dilakukan untuk menghemat biaya produksi migas dari sumur-sumur yang ada. Dia menghitung, dengan cara ini, perusahaan bisa menghemat hingga 37 persen atau setara dengan USD 340 ribu (sekitar Rp 4,76 miliar dengan asumsi kurs Rp 14.000 per USD) dibandingkan dengan menggunakan rig konvensional untuk operasi yang sama.
"Kami sangat serius mengupayakan cost effectiveness dalam operasi kami melalui pengembangan berbagai inovasi, di samping terus berupaya melawan tren penurunan produksi secara alamiah di WK Mahakam. Dan yang paling utama, kami tidak boleh sedikit pun mengorbankan aspek keselamatan,” kata John Anis di WTC I, Jakarta, Senin (23/9).
General Manager Pertamina Hulu Mahakam John Anis dalam Acara The 43rb IPA Convention and Exhibition 2019 di JCC, Jakarta. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Secara teknis, kata John, teknik ini menggunakan Hydraulic Workover Unit (HWU), semacam hidrolik atau alat angkut. Jadi dalam satu area pengeboran biasanya membutuhkan lima rig untuk berbagai kebutuhan. Tapi dengan HWU, rig yang digunakan berkurang satu menjadi empat saja.
ADVERTISEMENT
Tapi dia menekankan bahwa untuk aktivitas pengeboran minyak atau gas ke dalam sumber tetap masih menggunakan rig. Ke depannya, bisa jadi pengembangan HWU bisa memungkinkan pengeboran migas tanpa rig. Dia mengklaim teknologi ini jadi yang pertama kali digunakan di Blok Mahakam dengan memperhatikan faktor keselamatan.
Sejauh ini metode rigless masih bakal dikembangkan dan diuji oleh tim PHM, sebab perusahaan menargetkan bisa lebih hemat lagi dalam biaya produksi per sumur di lapangan-lapangan yang sudah tua. John mengatakan, pengembangan sumur tanpa rig ini bisa menekan biaya produksi sumur hingga 40 persen untuk area rawa-rawa (swamp) Delta Mahakam dan 50 persen untuk area lepas pantai (offshore) di tahun 2020.
Teknologi MZST-GP sendiri telah diaplikasikan pada 170 sumur di Lapangan Tunu (sekitar 10 persen dari jumlah sumur di lapangan gas tersebut) yang berpotensi mengalami masalah kepasiran, namun pemasangan MZST-GP selama ini masih menggunakan rig sehingga biaya komplesi relatif lebih mahal dibandingkan HWU.
Lapangan Senipah, Peciko & SPS Kutai Kartanegara Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Diskusi untuk menguji coba metode pengerjaan sumur dengan HWU ini telah dimulai sejak November 2018, dilanjutkan dengan berbagai persiapan intensif pada awal 2019, dan kegiatan pengerjaan sumur dilaksanakan pada Juni 2019 lalu.
ADVERTISEMENT
“Keberhasilan ini merupakan sebuah tonggak sejarah, mengingat sistem MZST-GP ini tergolong teknologi komplesi yang sangat kompleks dan instalasinya melibatkan banyak pihak. Terpenting adalah kita bisa menemukan metode untuk mengurangi penggunaan rig, jadi biaya bisa dipangkas," jelas dia.
Para mitra PHM yang terlibat dalam uji coba di Blok Mahakam ini, antara lain PT Pelaran Roylea Marine Line sebagai pemilik barge Sea Heaven, PT Elnusa Tbk sebagai pemilik anjungan HWU, dan PT Dowell Anadril Schlumberger sebagai barge Naga Biru yang mendukung pemompaan. Jam kerja yang dihabiskan untuk uji coba ini sebanyak 15.600 man hours dan 20 hari kerja dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) 100 persen.