Laba Bersih Turun 52 Persen, Hero Supermarket Ubah Strategi Bisnis
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Presiden Direktur HERO Patrik Lindvall mengungkapkan penurunan laba terjadi karena perubahan perilaku konsumen yang lebih suka belanja online daripada datang langsung ke store.
“Kompetitif industri ritel, perubahan perilaku pelanggan, perkembangan e-commerce, dan infrastuktur supply chain,” sebut Patrik dalam Paparan Publik Tahunan di IKEA Alam Sutera, Tangerang, Banten, Kamis (4/10).
Guna memperbaiki kinerja HERO, pihak manajemen sepakat untuk mengubah strategi bisnis. Pihaknya juga telah melakukan perombakan manajemen.
“Tim manajemen yang baru akan terus mengembangkan program yang komprehensif untuk meningkatkan kinerja perseroan secara keseluruhan serta terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan,” terangnya.
HERO juga terus mengembangkan sistem belanja online. Langkah ini penting karena jumlah pengguna layanan belanja online di Indonesia terus tumbuh dari tahun ke tahun.
ADVERTISEMENT
“Kami juga memilik managemen baru untuk improve supply chain dengan distribution center (DC),” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur HERO Ilaudin Sopian menambahkan pihak manajemen sepakat untuk melakukan efisiensi biaya operasional terutama listrik.
“Memastikan energi di dalam gerai untuk efisiensi biaya energi lighting. Tapi kami tidak mentolerir isu yang berkaitan safety health environment, itu tetap jadi prioritas perusahaan,” jelasnya.
Sebagai informasi, sampai dengan semester I 2018, Hero Group telah memiliki 447 gerai yang sudah menjangkau wilayah di Indonesia dari Sumatera hingga Papua. Rinciannya adalah 31 gerai Hero Supermarket, 59 gerai Giant Ekstra, 99 gerai Giant Ekspress, 257 gerai Guardian, dan 1 gerai IKEA.