Laba Prodia Widyahusada Stagnan Rp 32 Miliar di Kuartal I 2018

5 Mei 2018 13:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyerahan donasi Prodia kepada Yayasan Lupus. (Foto: dok. Prodia)
zoom-in-whitePerbesar
Penyerahan donasi Prodia kepada Yayasan Lupus. (Foto: dok. Prodia)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Emiten yang bergerak di bidang laboratorium kesehatan, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) mencetak laba bersih di kuartal I 2018 sebesar Rp 32,5 miliar, naik tipis 0,6 % alias stagnan dibandingkan periode yang sama dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 32,3 miliar.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, perseroan yang juga melakukan kegiatan usaha seperti mendirikan klinik, laboratorium kesehatan, pengelolaan rumah sakit, pusat penelitian dan pendidikan perawat dan pemeriksaan kesehatan masyarakat berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2018 sebesar 7,5% menjadi Rp 356,4 miliar dibandingkan periode yang sama di tahun 2017 yang mencapai Rp 331,6 miliar.
Masing-masing segmen pelanggan memberikan kontribusi yang signifikan bagi peningkatan pendapatan.
Mengutip keterbukaan informasi perseroan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (5/5), segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang masing-masing sebesar 33% dan 32,8% kepada pendapatan Perseroan. Sedangkan, kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi sebesar 20,1% dan 14,1% terhadap pendapatan Perseroan.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengatakan, Perseroan berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja bisnis Prodia. “Pencapaian laba dan pertumbuhan penjualan di sepanjang tiga bulan pertama tahun 2018 ini menunjukkan bahwa fundamental bisnis Perseroan masih kuat. Kami berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan kinerja agar dapat terus memberikan imbal hasil yang positif kepada pemegang saham,” tutur Dewi.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi ilmuwan di laboratorium. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ilmuwan di laboratorium. (Foto: Pixabay)
Di samping itu, Perseroan juga membukukan peningkatan EBITDA sebesar 2,1%, dari Rp 52,1 miliar pada tahun 2017 menjadi Rp 53,2 miliar pada kuartal I tahun 2018. Dari sisi arus kas, arus kas bersih Perseroan dari aktivitas operasi pada kuartal I tahun 2018 naik menjadi sebesar Rp 65,3 miliar.
Total aset Perseroan pada kuartal I 2018 tercatat meningkat sebesar 2,0% menjadi Rp 1,885 triliun dibandingkan tahun sebelumnya. Aset lancar menjadi Rp 1,192 triliun dan Aset non-lancar menjadi Rp 692,6 miliar. Sedangkan, total liabilitas naik sekitar 1,8 % menjadi Rp 493,9 miliar dibandingkan pada tahun 2017 yang mencapai Rp 485,1 miliar. Adapun total liabilitas jangka pendek turun menjadi Rp 140,5 miliar dan total liabilitas jangka panjang naik menjadi Rp 353,4 miliar. Total Ekuitas naik sekitar 2,1 % menjadi sebesar Rp 1.391,6 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1.363,1 miliar.
ADVERTISEMENT
Pada kuartal I tahun 2018 ini, Perseroan telah membuka dua cabang baru di Sorong dan Bogor. Selain itu, Perseroan juga telah menambahkan layanan Laboratorium Patalogi Anatomik yang terintegrasi dengan molecular pathology untuk mendukung precision medicine.
Laboratorium Patologi Anatomik adalah laboratorium klinik khusus yang melayani pemeriksaan sampel jaringan manusia (histopatologi), sampel cairan tubuh (sitopatologi) dan ekspresi protein pada jaringan ataupun sel manusia(Imunohistokimia).
Pemeriksaan ini merupakan baku emas (gold standar) untuk diagnosis penyakit. Tak hanya itu, Prodia juga menghadirkan layanan sitogenetik yang berfungsi memenuhi kebutuhan pemeriksaan genetik dan analisis kromosom. Kehadiran layanan sitogenetik ini juga melengkapi portofolio layanan pemeriksaan Prodia terutama pemeriksaan genetik.
Langkah strategis lainnya yang dilakukan Perseroan sepanjang kuartal pertama tahun 2018 di antaranya menjalin kerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk meningkatkan kualitas layanan pemeriksaan laboratorium klinik, dan kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana dan Universitas Sebelas Maret guna mendukung pengembangan ilmu kedokteran dan biomedik.
ADVERTISEMENT