Lagi, Jokowi Ancam Copot Menteri yang Tak Capai Target Pembangunan
ADVERTISEMENT
Resmi memimpin Indonesia untuk periode kedua (2019-2024), Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali melontarkan ancaman mencopot menteri yang tak capai target pembangunan. Hal itu disampaikan Jokowi, dalam pidato pertamanya seusai menandatangani berita acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024.
ADVERTISEMENT
"Saya juga minta kepada para menteri, para pejabat, dan birokrat, agar serius menjamin tercapainya tujuan program pembangunan. Bagi yang tidak serius, saya tidak akan memberi ampun. Saya pastikan, pasti saya copot," katanya di Gedung MPR RI, Jakarta, Minggu (20/10).
Ancaman serupa sebelumnya juga dilontarkan Jokowi, di awal masa pemerintahan periode pertamanya. Jokowi misalnya, pernah mengancam akan mencopot Menteri Pertanian jika tak mencapai target swasembada pangan. Target itu bahkan diberi batas waktu hanya tiga tahun di awal pemerintahannya.
"Tiga tahun lagi, minimal ada swasembada beras. Kalau tidak, Menteri Pertanian saya copot. Tapi saya yakin target ini bisa tercapai," kata Jokowi saat memberikan kuliah umum di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Selasa, 9 Desember 2014.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Jokowi juga memerintahkan Panglima TNI dan Kapolri, mencopot Pangdam dan Kapolda yang gagal mengatasi masalah tersebut di wilayahnya masing-masing.
Terkait fokus pembangunannya lima tahun ke depan, Jokowi menyatakan masih akan melanjutkan pengembangan infrastruktur. Tapi tak hanya itu, dia juga akan memberi perhatian Sumber Daya Manusia (SDM).
Selain mengancam bakal mencopot menteri dan birokrat lainnya, Jokowi juga bakal memangkas jabatan eselon yang ada di lembaga dan kementerian pada periode baru ini. Jokowi merasa jabatan eselon yang ada saat ini hingga empat tingkat terlalu banyak.
ADVERTISEMENT
"Eselon I, eselon II, eselon III, eselon IV, apa tidak kebanyakan? Saya minta untuk disederhanakan menjadi 2 level saja, diganti dengan jabatan fungsional yang menghargai keahlian, menghargai kompetensi," jelas dia.