news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Langkah Anies 10 Tahun Integrasikan Transportasi Jabodetabek Rp 571 T

20 Maret 2019 11:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai menjajal MRT Fase I Bundaran HI-Lebak Bulus, Selasa (19/3). Foto: Moh. Fajri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai menjajal MRT Fase I Bundaran HI-Lebak Bulus, Selasa (19/3). Foto: Moh. Fajri/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemprov DKI Jakarta ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo untuk memegang kendali dalam perencanaan sampai pembangunan transportasi terintegrasi di Jabodetabek dalam 10 tahun. Rencananya, pengintegrasian tersebut akan memakan dana sampai Rp 571 triliun.
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, dana itu digunakan tak hanya untuk membangun moda transportasi. Berbagai sarana dan prasarana penunjang juga diharapkan dapat dibangun dengan baik dengan dana sebesar itu.
“Itu adalah anggaran pembangunannya. Jadi misalnya kita akan membangun MRT sekarang baru 16 km, nanti akan dibangun 231 km. LRT lebih dari 120 km, lalu kereta api yang ada di bawah akan dinaikkan itu muter 27 km. Sehingga tidak ada lagi kemacetan akibat kereta api yang berhenti,” kata Anies di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Rabu, (20/3).
Suasana di Depo kereta MRT (Ratangga) di Lebak Bulus, Jakarta. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Salah satu tantangan untuk perjalanan kereta api, yakni banyaknya lintasan sebidang. Hal ini jelas menimbulkan kemacetan. Karena itu, butuh sarana tambahan untuk menaikkan lintasan agar arus lalu lintas kendaraan tak lagi terganggu.
ADVERTISEMENT
“Kalau sekarang kereta apinya tiap 5 menit lewat, macetnya belum teruraikan kereta sudah lewat lagi. Jadi Jakarta ada 27 km lintasan yang sebidang, ini akan dinaikkan. Itu termasuk dalam anggaran Rp 571 triliun,” ujar Anies.
“Ini bukan sekadar membangun yang baru tapi juga mengoreksi masalah yang selama ini ada dan kita sudah cek kalau menggunakan underpass tidak mungkin karena tempat-tempatnya sebagian sempit,” tambahnya.
Perlintasan KRL mulai beroperasi di Kebon Pedes, Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat. Foto: Efira Tamara/kumparan
Ke depan, pengelolaan transportasi di Jakarta akan digabung dalam satu holding BUMD. Saat ini, pengelolaan transportasi masih terpisah antara PT KCI, PT Transjakarta, PT MRT, dan LRT.
“Oh iya justru kenapa kemarin dibicarakan harus ada pengelolaan yang terintegrasi. Kalau enggak, jalan sendiri-sendiri. Maka itu perlu dari Pemerintah Pusat karena Presiden yang membagikan wewenang-wewenang itu dan Presiden sudah menyetujui nanti tinggal ada kerja tambahan agar secara aturan benar,” terang Anies.
Jalan Layang Khusus Transjakarta Koridor 13. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Anies mengatakan BUMD ini nantinya tidak hanya mengurus perbaikan dan integrasi. Mereka pula yang bertanggung jawab dalam pembangunan transportasi di di Jabodetabek.
ADVERTISEMENT
Karena itu pula, subsidi yang diberikan pemerintah tidak terpecah di setiap pengelola moda transportasi. Subsidi akan diberikan dalam satu holding BUMD transportasi.
Suasana di sekitar Stasiun LRT Velodrome Jakarta Timur yang masih dalam proses pembangunan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
“Ini juga yang nanti akan terjadi lewat pembangunan infrastruktur transportasi itu dibangunnya bukan hanya di wilayah Jakarta tapi karena ini satu kesatuan maka pemberian subsidinya kepada seluruh," turut Anies.
"Nanti insyaallah kita akan kerjakan cepat. Maka kita akan terhindar lagi dari hal-hal kecil seperti nanti kalau yang naik luar DKI subsidinya berapa, kalau DKI berapa, karena sudah sebagai satu kesatuan,” ucap Anies.