Langkah Sri Mulyani Antisipasi Dampak Resesi Ekonomi Global ke RI

9 September 2019 20:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejumlah negara saat ini terancam mengalami resesi ekonomi. Pemerintah pun telah membuat 'benteng' agar resesi ini tak menjalar ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Suatu negara dikatakan mengalami resesi ekonomi jika pertumbuhan ekonominya terus turun atau negatif selama tiga kuartal berturut-turut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pihaknya mengantisipasi resesi ekonomi global berdasarkan jalurnya. Contohnya, pertumbuhan ekonomi yang melambat akan memengaruhi sektor eskpor. Untuk itu, pemerintah melakukan upaya meningkatkan ekspor.
"Pertama kita lihat nature-nya seperti apa. Pelemahan global itu, pengaruhnya ke dalam ekonomi domestik melalui jalur apa, sehingga kita akan lihat apakah ini hanya terkena dari sisi eksternal saja, terutama ekspor. Atau kah masuk dalam bentuk lain, itu perlu terus-menerus kita pelajari dan waspadai," jelasnya saat ditemui di Aula Mezzanine Kemenkeu, Jakarta, Senin (9/9).
Selanjutnya, Sri Mulyani juga akan melihat seberapa besar tekanan dari resesi ekonomi suatu negara ke Indonesia. Yang terpenting, saat ini pemerintah akan tetap fokus menjalankan APBN yang diikuti dengan kebijakan fiskal untuk mendorong perekonomian domestik.
ADVERTISEMENT
"Kita akan ikuti saja, dari sisi makro kalau fiskal kita country cyclical sesuai dengan kebutuhannya. Berarti kita harus lihat apakah APBN kita harus sehat dan punya space untuk melihatnya," tambahnya.
Sebelumnya, AS disinyalir mengalami resesi ekonomi. Hal ini lantaran pertumbuhan ekonomi yang terus melambat ditambah dengan adanya pembalikan kurva imbal hasil US Treasury bertenor 3 bulan dengan 10 tahun.
Selain AS, ekonomi Turki juga mengalami penurunan. Pada kuartal II 2019, ekonomi Turki hanya tumbuh 1,2 persen, menurun dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 1,6 persen. Bahkan inflasi Turki terus meningkat hingga 15,01 persen.